TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatra Utara-Aceh hingga September 2016 telah merealisasikan pendapatan dari KA penumpang 70,47% atau Rp82,7 miliar dari target Rp117,35 miliar sepanjang tahun ini.
Adapun, realisasi total penumpang mencapai 80,08% atau 2,4 juta dari target selama 2016 2,99 juta orang.
Manajer Humas KAI Divre Sumut-Aceh Joni Martinus merinci dari total rute KA Sri Bilah Medan-Rantau Parapat rerata okupansi per hari mencapai 87% per hari. Sementara itu, untuk KA Putri Deli rute Medan-Tanjung Balai dan KA Siantar Ekspres okupansi per hari mencapai 86,37%.
“Untuk kereta angkutan barang, realisasi pendapatan Januari-September 2016 sudah mencapai 71% atau Rp64,26 miliar dari target Rp90,23 miliar. Untuk realisasi volume barangnya sudah mencapai 479.451 ton dari target sepanjang tahun ini 796.002 ton. Kebanyakan memang minyak sawit,” papar Joni, Selasa (25 Oktober 2016).
Lebih lanjut, Joni menyebutkan pendapatan dari kereta barang pengakut minyak sawit hingga periode yang sama mencapai Rp42,76 miliar dari target Rp63,39 miliar.
KAI Divre Sumut-Aceh melayani kereta angkut barang minyak sawit untuk PTPN III, PTPN IV, Musim Mas, SMART, dan WAP. Pendapatan terbesar berasal dari PTPN IV Rp18,23 miliar.
Selain minyak sawit, KAI Divre Sumut-Aceh juga menangkut lateks dari Bakrie SP Rp561,91 juta. Untuk pengangkutan BBM mencapai Rp18,28 miliar, dan BHP (Barang Hantaran Paket) Rp2,65 miliar.
Untuk mempercepat realisasi pembangunan jalan layang kereta api Medan-Bandara Kualanamu, Medan-Binjai dan Medan-Belawan, pada Rabu (26 Oktober 2016), KAI Divre Sumut-Aceh akan melakukan penertiban di sekitar Pasar Timah, Medan Area. Joni mengatakan, masih ada 25 keluarga yang menempati bangunan liar baik rumah maupun kios.
“Kami sudah memberi surat pemberitahuan, peringatan dan sosialisasi berkali-kali. Kami juga memberikan uang tali asih Rp1,5 juta per keluarga. Penertiban kami bekerja sama dengan petugas keamanan,” jelas Joni.
Dia berharap masyarakat yang terkena penertiban tidak melakukan perlawanan. Adapun, KAI Divre Sumut-Aceh akan menurun 157 personil dalam penertiban.
“Kami harap masyarakat mengerti, karena ini kan untuk mempercepat jalur elevated. Kalau progresnya semakin cepat, akan berdampak terhadap perekonomian Sumut juga,” katanya.