TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jumat, ditutup naik tipis sebesar 5,55 poin di tengah minimnya sentimen positif.
IHSG menguat 5,55 poin atau 0,10 persen menjadi 5.409,24. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 0,64 poin (0,06 persen) menjadi 930,46.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan IHSG bergerak mendatar di tengah minimnya sentimen positif yang beredar di pasar.
"Investor memilih untuk tidak mengambil risiko di tengah harga komoditas yang terlihat sedang bersiap untuk mengalami koreksi. Harga minyak mentah dunia memang masih naik, namun tren penurunannya terlihat cukup kuat. Di sisi lain, harga komoditas lainnya seperti nikel juga sudah terkoreksi," ujar Satrio di Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2016.
Satrio menambahkan, aksi beli investor asing, meski tipis, cukup mampu menjaga IHSG BEI. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan beli bersih sebesar Rp 17,663 miliar pada Jumat, 21 Oktober 2016.
Analis dari NH Korindo Securities Indonesia, Muhammad Ikhsan, mengatakan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) yang menetapkan suku bunga di level nol persen membuat para pelaku pasar tidak merespons berlebihan mengingat keputusan itu telah diduga sebelumnya.
Selain itu, Ikhsan melanjutkan, rilis data penjualan perumahan di Cina yang naik pada September belum mampu menopang laju IHSG sehingga cenderung bergerak mendatar.
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI mencapai 240.700 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12.227 miliar lembar saham senilai Rp 6,001 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 50,91 poin (0,30 persen) ke level 17.184,59, indeks KOSPI melemah 7,60 poin (0,37 persen) ke level 2.033,00, dan Straits Times melemah 11,56 poin (0,41 persen) ke posisi 2.831,06.
ANTARA