TEMPO.CO, Bandung - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi mengatakan, transaksi yang terjadi selama perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 lalu mencapai Rp 2,05 triliun. “Itu transaksi dalam dua minggu, 10 September sampai 24 September,” kata dia di Bandung, Kamis, 20 Oktober 2016.
Rosmaya mengatakan, dari jumlah transaksi tersebut sebagian besar merupakan transaksi elektronik. Sebagian besar merupakan transaksi yang berasal dari kartu E-Money yang khusus diterbitkan untuk ajang PON XIX. “Transaski kartu dengan lambang PON dan yang tidak dicampur datanya itu seluruh transaksi uang elektroniknya Rp 653 miliar,” kata dia.
Menurut Rosmaya, transaksi itu mengikuti menggeliatnya sejumlah sektor selama aktivitas PON dua pekan itu. “Dengan datangnya ribuan orang ini maka sektor perdagangan, hotel, restoran, transportasi meningkat,” kata dia.
Rosmaya mengatakan, transaksi sepanjang perhelatan PON XIX itu menyumbang kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,19 persen. “Itu tambahan pertumbuhan ekonomi dari biasanya,” kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Hening Widiatmoko mengatakan, selama perhelatan PON XIX, enam bank menerbitkan kartu E-Money khusus dengan logo PON. “Ada 7.200 kartu yang diterbitkan, itu disumbangkan oleh enam bank yakni BCA, Bank Mega, Bank BJB, BRI, Bank Mandiri, dan BNI,” kata dia saat dihubungi, Kamis, 20 Oktober 2016.
Hening mengatakan, dari ribuan kartu uang elektronik edisi khusus itu hanya 1.200 lembar berisi uang nominal Rp 30 ribu yang dibagikan pada peserta dan relawan PON. “Sisanya kosong dan orang yang membelinya bisa mengisi sendiri,” kata dia.
Soal lonjakan transaksi itu, Hening meyakini, imbasnya di sektor ekonomi tidak hanya sepanjang penyelenggaraan PON XIX. “Kita juga harus melihat geliat ekonomi yang muncul dengan dibangunnya infrastruktur jalan penunjang venue di mana-mana. Infrastruktur jalan itu akan dimanfaatkan seterusnya pasca PON untuk tujuan ekonomi, jadi perhitunganya bukan hari ini dapat berapa saja, tapi ke depan juga,” kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat pada Agustus 2016, melansir lajur pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada Triwulan II/2016 tumbuh 5,88 persen. Lajunya meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencatatkan pertumbuhan 4,94 persen.
Laju pertumbuhan dari sisi produksi pada Triwulan II/2016 disumbangkan oleh sektor jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh 18,46 persen, sementara dari sisi pengeluaran yang paling besar disumbangkan oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 15,91 persen.
AHMAD FIKRI