TEMPO.CO, Jakarta - CEO Japan Bank for International Corporation (JBIC) Tadashi Maeda mengatakan pembangunan kereta api cepat Jakarta-Surabaya masih didiskusikan pemerintah Jepang.
Menurut Maeda, mereka baru mengetahui proyek kereta sepanjang 800 kilometer akan dibangun di atas jalur yang telah ada. "Dan itu perlu direhabilitasi," katanya di Kementerian Keuangan, Kamis, 20 Oktober 2016.
Menurut Maeda, seharusnya di jalur kereta api cepat tak boleh ada satu pun persimpangan dengan kendaraan lain. Nyatanya, di sepanjang jalur rel Jakarta-Surabaya terdapat ratusan perlintasan sebidang dan ribuan perlintasan sebidang tak berpalang pintu.
Kini Jepang merancang perubahan jalur tersebut agar bisa dilalui kereta berkecepatan 180-200 kilometer per jam. Selain itu, Jepang mempertimbangkan waktu tempuh kereta agar diminati masyarakat. "Penumpang memilih kereta atau pesawat batasnya empat jam. Kalau lebih dari itu, biasanya orang akan memilih pesawat," ucapnya.
Kementerian Perhubungan menargetkan studi kelayakan (feasibility study) proyek pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya selesai akhir tahun ini. Pemerintah juga menunggu proposal teknis yang akan diajukan pemerintah Jepang.
"Studi maksimal 2-3 bulan. Bersamaan dengan itu mungkin juga akan datang hasil feasibility dari Jepang," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa pekan lalu.
PUTRI ADITYOWATI