TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, beberapa sektor industri mulai bergairah. Menurut Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies Asnawi Bahar, dunia industri akan bergantung pada perwujudan program tol laut yang dicanangkan pemerintah. Keberadaan tol laut akan menekan biaya logistik yang signifikan. "Sehingga tentu ada pertumbuhan di banyak sektor karena itu menjadi biaya yang cukup tinggi dan beban usaha masih cukup besar," ucapnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2016.
Menurut Asnawi, pembangunan tol laut menjadi andalan program pemerintah Jokowi-JK. Terakhir, pemerintah tengah mengkaji kesempatan bagi swasta menjalankan freightliner atau angkutan laut terjadwal guna meringankan subsidi tol laut. Sejauh ini, pemerintah baru memberikan subsidi bagi enam rute freightliner yang dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero).
Baca: Diresmikan Presiden, Ini Kegunaan Pesawat Air Tractor
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan beban subsidi tol laut sangat berat. Artinya, dalam program tol laut, pemerintah memberikan subsidi dan mengadakan kapalnya. Untuk meringankan beban pemerintah, Kementerian Perhubungan akan menggandeng pihak swasta untuk menyukseskan program ini dengan mempertimbangkan skema subsidi yang tepat.
Ihwal sektor industri, Asnawi menilai, industri perbankan sudah mulai memberikan stimulus terhadap pertumbuhan industri keuangan, termasuk pemberian Kredit Usaha Rakyat. "Bunga yang diturunkan juga memberi kontribusi besar."
Selain itu, ucap Asnawi, sektor industri pertanian awalnya menjadi harapan mendukung perekonomian. Tapi banyak bencana sehingga itu menjadi persoalan lain.
Menurut Asnawi, sektor pariwisata paling bergairah dibanding industri lain. Ini berbanding terbalik dengan paket kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah untuk mendorong semua sektor industri bergairah.
Simak: 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Begini Penilaian Ahok
"Paket kebijakan yang dibuat adalah mendorong semua sektor bergairah. Hasilnya seharusnya jangka panjang. Namun itu tidak memberi jawaban atas tuntutan yang diinginkan industri," kata Asnawi. Menurut dia, ada keinginan mempercepat ekonomi, meski kecenderungan ekonomi masih lesu.
ARKHELAUS W.