TEMPO.CO, Jakarta - Tiga negara Asia tercatat sebagai negara asal barang impor nonmigas terbesar di Indonesia periode Januari-September 2016.
"Secara kumulatif, kontribusi ketiganya mencapai US$ 38,11 miliar," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2016.
Cina, kata dia, menyumbang impor nonmigas senilai US$ 21,99 miliar atau sekitar 25,88 persen, lalu Jepang (US$ 9,48 miliar atau 11,16 persen), dan Thailand (US$ 6,64 miliar atau 7,81 persen).
Sementara itu, impor nonmigas dari ASEAN memiliki pangsa pasar 21,82 persen, sedangkan dari Uni Eropa 9,17 persen.
Menurut Suhariyanto, nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-September 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 9,80 persen dan 12,66 persen.
“Sebaliknya, impor golongan barang konsumsi meningkat 12,80 persen,” katanya.
Ia menambahkan, kinerja impor nonmigas mencapai US$ 9,55 miliar atau turun 9,77 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2016. Demikian pula apabila dibandingkan dengan September 2015, turun 0,95 persen.
Sedangkan peningkatan impor nonmigas terbesar pada September 2016, menurut Suhariyanto, adalah golongan serealia senilai US$ 39,0 juta atau sekitar 19,17 persen, sedangkan penurunan terbesar pada golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar US$ 98,9 juta atau sekitar 5,17 persen.
ANTARA