TEMPO.CO, Jakarta - Korporasi bandar udara PT Angkasa Pura I (Persero) menawarkan kupon sebesar 7,45 persen-8,55 persen untuk surat utang senilai total Rp 3 triliun dalam masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung sejak Senin, 17 Oktober 2016, hingga 31 Oktober 2016.
Surat utang itu terdiri dari obligasi Rp 2,5 triliun dan sukuk ijarah Rp 500 miliar. Kedua surat utang itu ditawarkan dalam tiga seri, yakni seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi tingkat kupon 7,45-8,2 persen per tahun.
Selain itu, seri B berjangka waktu 7 tahun dengan kupon 7,95-8,7 persen dan seri C bertenor 10 tahun dengan kupon 8,1-8,85 persen per tahun. Indikasi tingkat bagi hasil untuk sukuk ijarah juga setara dengan indikasi tingkat kupon obligasi konvensional itu.
Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan diperkirakan akan keluar pada 10 November 2016. Dengan demikian, masa penawaran obligasi itu akan berlangsung pada 14-15 November 2016. Pencatatan obligasi Angkasa Pura I di Bursa Efek Indonesia akan dilakukan pada 21 November 2016.
Manajemen Angkasa Pura I menyatakan dana hasil penerbitan surat utang itu sebagian besar sekitar 75 persen akan digunakan untuk pengembangan 5 bandara, yaitu bandara baru di Yogyakarta, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Sisanya, sekitar 25 persen akan digunakan untuk investasi rutin.
Direktur Angkasa Pura I Polana Banguningsih Pramesti mengatakan pengembangan bandara Semarang diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas penumpang menjadi 5-6 juta penumpang dari kapasitas sekarang 900.000 orang. “Targetnya bisa beroperasi 2018, sekitar bulan April-Mei,” katanya usai paparan publik kepada investor.