TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di teritori negatif, turun -24,21 poin atau 0,45 persen di level 5340,40 pada perdagangan di Bura Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.
Sebelumnya, IHSG dibuka di teritori positif di level 5368,21. IHSG sempat bergerak pada level tertinggi 5384,55 dan level terendah 5339,48.
Dari 538 saham yang diperdagangkan, sebanyak 104 saham menguat, 192 saham melemah, 86 saham stagnan, dan 156 saham tidak diperdagangkan. Transaksi pada hari ini melibatkan 8,39 miliar saham yang diperdagangkan, dengan frekuensi perdagangan sebesar 239.264 kali dan nilai transaksi sebesar Rp 7,78 triliun.
Adapun dari seluruh indeks sektoral yang diperdagangkan di Bursa Efek, hanya sektor keuangan dan infrastruktur yang bergerak menghijau dengan penguatan masing-masing 0,1 persen dan 0,4 persen. Sedangkan delapan sektor lainnya tertekan, terutama sektor perdagangan yang turun 1,3 persen, disusul sektor aneka industri dan properti dengan penurunan masing 1,1 persen dan 1,0 persen.
Koreksinya Indeks saham Indonesia sejalan dengan Bursa Saham Asia lainnya, kecuali Indeks Shanghai Cina SSEC yang menguat tipis 2,85 poin atau 0.09 persen di level 3061,35. Sedangkan indeks lainnya kompak bergerak negatif.
Adapun Indeks Nikkei 225 Tokyo terkoreksi 65,76 atau 0,39 persen di level 16774,24, Indeks Hang Seng Hongkong terkoreksi 375,75 poin atau 1,61 persen ke level 23031,30 dan Indeks STI Singapura terkoreksi 0,29 persen atau 8,23 poin ke level 2805,48.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai masih minimnya sentimen dari dalam negeri membuat laju IHSG melanjutkan tren pelemahan di tengah melemahnya laju bursa Asia. "Dirilisnya penjualan mobil pada September yang menurun menjadi 92 ribu unit dari 96.294 MoM turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG," kata Reza Priyambada dalam keterangan tertulis, Kamis, 13 Oktober 2016.
Dari sentimen eksternal, pasar masih melihat potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate), dan pandangan negatif mengenai dampak Inggris yang keluar dari Uni Eropa masih menjadi penghambat laju IHSG. “Kondisi bursa saham di kawasan Asia yang berada di area negatif turut mempengaruhi psikologis pelaku pasar di dalam negeri sehingga cenderung melakukan aksi jual,” ucap Reza.
DESTRIANITA