TEMPO.CO, London - Senyummu adalah tanda pembayaranmu. MasterCard meluncurkan teknologi baru di Eropa yang memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran dengan foto diri alias selfie.
Setelah diperkenalkan di 12 negara, termasuk Inggris, Jerman, Spanyol, Denmark, Belgia, dan Swedia, sistem pembayaran dengan foto selfie ini segera diujicobakan di Amerika Serikat dan Kanada. Demikian diberitakan Dailymail, Selasa, 4 Oktober 2016. Untuk sementara, di Amerika Serikat, hanya pelanggan dari perusahaan yang dapat menggunakan sistem ini.
Baca juga: BI Segera Terapkan Mesin Deposito Uang Koin
MasterCard menyatakan teknologi yang dijuluki Selfie Pay ini akan diperkenalkan ke seluruh dunia tahun depan. "Kami tidak pernah berhenti melakukan inovasi yang berfokus pada pengalaman pembayaran online yang baru setelah dengan cara menggesek. Namun tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan," kata Ajay Bhalla, Kepala Bidang Keamanan dan Risiko Mastercard.
"Ini merupakan tonggak penting dalam evolusi pembayaran. Cara berbelanja telah mengalami revolusi berkat berbagai kemajuan, seperti kartu yang tidak memerlukan sentuhan, pembayaran bergerak, dan kini kami membuat pemeriksa identitas pada ponsel untuk belanja online di Eropa, dan segera menyusul di dunia."
Layanan yang secara resmi disebut Identify Check Mobile ini menghilangkan kebutuhan para pemegang kartu untuk mengingat nomor pin. Hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu yang digunakan saat melakukan pembayaran online.
MasterCard mengklaim penggunaan data biometric, seperti sidik jari atau pengenalan wajah, juga dapat meningkatkan keamanan.
Bagaimana cara kerja pembayaran dengan selfie? Ketika melakukan pembayaran secara online, pelanggan MasterCard akan diminta menggunakan video langsung dari wajah atau sidik jari pelanggan untuk memastikan transaksi.
Simak: Anak Usaha Rocket, Foodpanda, Tutup Usaha di Indonesia
Hal ini untuk menggantikan kebutuhan memasukkan password, yang saat ini digunakan. Pelanggan hanya perlu menggunakan kamera ponsel untuk mengambil video langsung dari wajah mereka. Kemudian dicocokkan dengan data gambar yang telah tersimpan menggunakan teknologi pengenalan wajah, mirip dengan teknologi yang digunakan dalam paspor biometrik.
Selama proses merekam, konsumen akan diminta untuk berkedip. Hal ini untuk mengkonfirmasi bahwa gambar yang terekam adalah wajah asli, bukan hanya sebuah foto.
DAILYMAIL | MARIA FRANSISCA | YY