TEMPO.CO, Jakarta - Pelindo III Cabang Pelabuhan Benoa didorong segera merealisasikan pembukaan jalur ekspor dari Denpasar langsung ke Singapura agar dapat menekan ongkos logistik.
Pembukaan jalur tersebut diyakini dapat menekan tarif logistik hingga US$100 per teus, jika dibandingkan dengan saat ini pengusaha harus melalui Surabaya untuk ekspor ke luar negeri.
Ketua I Bidang Eksternal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali I Gusti Nyoman Rai menuturkan harga barang ekspor dari Pulau Dewata diyakininya akan lebih kompetitif jika jalur tersebut jadi terwujud.
"Kalau sekarang terus terang belum kompetitif, karena dibebankan kepada konsumen sehingga untuk bersaing masih berat," tuturnya kepada Bisnis, Selasa, 4 Oktober 2016.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pada Agustus jumlah ekspor barang yang dikapalkan melalui Pelabuhan Benoa hanya 45,3%, sedangkan dari pelabuhan di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 54,7%. Adapun total nilai ekspor dari Bali dan luar daerah mencapai US$22,24 juta.
Persentase pengapalan barang dari Benoa itu turun jika dibandingkan dengan Agustus yang sempat menyentuh angka 51,55%. Rai mengungkapkan pelaku usaha logistik lebih memilih lewat luar daerah karena kepastian jadwal dan harga lebih terjangkau.
Jumlah peti kemas yang dikapalkan anggota ALFI Bali sebanyak 1.800 teus per bulan, dan 60% dikirim lewat jalur laut ke Surabaya, sementara sisanya lewat darat.
Rai mengungkapkan biaya logistik dari Denpasar ke Surabaya mencapai Rp6 juta per teus, sedangkan Surabaya-Singapura sekitar US$250 per TEU. "Kalau jalurnya dirangkap langsung, Denpasar Singapura akan lebih efisien," katanya.
Ketua ALFI Bali Bagus John Sudayana menekankan sudah sejak lama manajemen Pelindo III Benoa didorong segera mewujudkan mimpi dari para pengusaha. Upaya itu sebenarnya sempat digagas Pelindo III Benoa pada tahun ini, hanya saja hingga sekarang belum terdengar lagi informasinya.
Padahal, kebutuhan untuk jalur ekspor langsung akan mampu membantu pengusaha logistik dalam menekan biaya. Selain itu, penghematan dapat dilakukan karena waktu pengiriman akan lebih cepat jika dibandingkan dengan sekarang harus melalui Surabaya dan menunggu waktu kapal.
GM Pelindo III Cabang Benoa Ali Sodikin menyampaikan bahwa usaha membuka jalur langsung Bali-Singapura sudah digagas awal tahun ini. Namun, realisasinya terganjal aturan dari Kementerian Perhubungan yang mengatur status Pelabuhan Benoa.
Hanya pelabuhan utama diperbolehkan melakukan ekspor langsung, sedangkan status Benoa adalah pelabuhan pengumpul. Meskipun demikian, Pelindo III Benoa sebenarnya sudah menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan untuk ekspor langsung ke luar negeri.
"Peralatan sudah siap semua, tetapi karena aturan dari Kemenhub yang membuat kami belum bisa melakukan penyesuaian tarif. Kalau misalnya diizinkan, tinggal menyesuaikan tarif dan kemudian bisa membuka direct ke Singapura," tuturnya.
Ekonom Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Bali Ida Bagus Raka Suardana menyatakan kunci untuk merealisasikan program tersebut adalah rencana induk pelabuhan (RIP). Sayangnya, rekomendasi RIP belum dikeluarkan oleh Pemkot Denpasar selaku pemilik wilayah.
BISNIS.COM