TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, memperkirakan perkembangan di bursa global tersebut akan mempengaruhi psikologis pasar pada perdagangan akhir September ini.
”IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi dan cenderung koreksi, karena pemodal cenderung mengamankan keuntungannya,” ujar David dalam pesan tertulisnya, Jumat, 30 September 2016.
IHSG (indeks harga saham gabungan), menurut David, akan terkoreksi hari ini terutama dipicu tekanan jual di saham sektor keuangan dan produk kesehatan. Sedangkan saham sektor energi berhasil melanjutkan penguatannya meski terbatas.
David memperkirakan pergerakan IHSG akan kembali mendapat tantangan untuk menembus resisten 5.470. “Sedangkan support saat ini di 5.410," tuturnya. Di tengah sentimen eksternal yang kurang kondusif, indeks dari domestik akan ditopang sentimen cenderung positif yakni kondusifnya iklim makro ekonomi Indonesia dan keberhasilan program tax amnesty.
Menurut David, meningkatnya risiko pasar saham global tadi malam terutama dipicu kekhawatiran krisis likuiditas yang dihadapi bank terbesar di zona Euro yakni Deustche Bank AG. “Menyusul sejumlah pemberitaan terkait bank tersebut yang kurang menggembirakan," ujarnya.
Pasar saham global tadi malam kembali ditandai dengan meningkatnya risiko pasar, terutama dipicu kekhawatiran perkembangan seputar kasus Deutsche Bank AG yang tengah menghadapi kesulitan likuiditas. Indeks saham di zona Euro, yakni Eurostoxx tutup flat atau naik tipis 0,02 persen di 2991,58.
Saham-saham berbasis sumber daya alam dan energi bergerak melemah. Sedangkan di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 1,07 persen dan 0,93 persen di 18.143,45 dan 2.151,13. Sementara itu, harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat juga naik 1,66 persen di US$ 47,83 per barel.
Pada perdagangan saham kemarin, aksi beli kembali mendominasi seiring kondusifnya pasar saham global dan kawasan dan kenaikan harga minyak mentah malam sebelumnya. Namun penguatan IHSG tertahan di kisaran resisten 5470 setelah pasar mengkhawatirkan anjloknya bursa India menyusul serangan India ke basis teroris di Pakistan.
IHSG yang sempat naik 42 poin di sesi pertama, akhirnya ditutup hanya menguat 6,620 poin (0,12 persen) di 5.431,95. Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang saham perbankan dan pertambangan batubara menyusul respon atas kenaikan harga minyak mentah. Harga minyak mentah naik hingga hampir 6 persen di US$ 47,16 per barel kemarin, setelah pertemuan OPEC menyepakati pengurangan produksi minyaknya.
Dari domestik sentimen positif ditopang pencapaian dana tebusan tax amnesty yang sudah mencapai Rp 81,2 triliun di hari kemarin, menjelang berakhirnya periode I akhir September ini. Pencapaian dana tebusan tax amnesty tersebut mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga berada di Rp 12.952 pada perdagangan kemarin.
DESTRIANITA