TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Sonatrach, partner Pertamina di Aljazair. Menurut Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, kerja sama ini untuk memproduksi minyak dan gas di sejumlah blok di Aljazair.
"Kami memperluas kerja sama, karena ada potensi yang bisa digarap bersama," kata Wianda saat ditemui di Restoran Tesate, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 29 September 2016.
Wianda menambahkan, penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu. Kerja sama ini dilakukan karena melihat adanya peluang eksplorasi dan produksi yang ada di Aljazair, Indonesia, ataupun di negara-negara lain.
Baca Juga: Menteri Susi: Sejahatnya Ngebomin Kapal, Tetap Dicari Orang
Wianda menuturkan Pertamina melihat ada kemungkinan kerja sama ini bisa dalam tiga bentuk. Misalnya dalam bentuk joint venture, atau konsorsium mengikuti bidding, atau masuk di sektor hilir. "Kami kerja sama untuk service migas kedua negara."
Menurut Wianda, Pertamina dan Sonatrach juga ada peluang kerja sama di research and development peningkatan kapabilitas serta pertukaran ahli. "Kami bisa ke sana sebagai ahli, atau orang mereka ke sini sebagai ahli," ujarnya.
Selain dengan Sonatrach, Pertamina diketahui sudah membeli saham dari pemilik Maurel et Prom yang merupakan perusahaan migas asal Prancis sebesar 24,5 persen. Saat ini Pertamina sedang menjajaki untuk bisa mengoperasikan dan masuk ke pengelolaan blok Maurel et Prom ini.
Simak: Rina Nose dan Fahrul Ketemu Lagi, Masih Sayang: Balikan?
Diketahui, Maurel mengendalikan beberapa blok yang sifatnya sudah produksi dan eksplorasi. Bloknya tersebar di sejumlah negara, seperti Kanada, Prancis, Italia, Myanmar, Namibia, Kolombia, dan Gabon. "Ini potensi luar biasa untuk Pertamina," ucap Wianda.
DIKO OKTARA