TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan UMKM menyentuh lapisan rakyat paling bawah dinilai menjadi kekuatan untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tidar Kota Magelang, Joko Widodo menyebutkan ihwal potensiUMKM tersebut, Rabu (28 September 2016).
Ia mengemukakan hal itu pada seminar nasional berjudul "Strategi Pengembangan UMKM dan Industri Kreatif sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia" diselenggarakan Untidar Kota Magelang.
Menurut Joko, UMKM menjadi alat perjuangan bagi peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, katanya, UMKM menjadi sumber kehidupan ekonomi dari sebagian besar masyarakat Indonesia.
Ia mengatakan dalam perspektif ekonomi, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto selama lima tahun terakhir rata-rata 60,34% dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 97,22%.
Secara historis, kata Joko yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi Untidar Kota Magelang itu, UMKM telah membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi krisis ekonomi.
"Pelaku UMKM adalah orang-orang yang jujur, ulet, lugu, dan tidak sensitif terhadap tingkat suku bunga," katanya saat menjadi pembicara kunci dalam seminar dengan narasumber lainnya, yakni Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Purbayu Budi Santosa serta Direktur Bisnis Mikro dan Dana BRI Syariah Endrianto Sigit Cahyono itu.
Joko juga mengemukakan tentang upaya mengatasi kendala sumber daya pelaku UMKM dan industri kreatif dengan meningkatkan kompetensi mereka melalui pendidikan dan pelatihan secara terprogram.
Bangsa Indonesia, katanya, memiliki berbagai sumber daya, seperti alam dan kultural, yang menjadi lahan subur bagi berkembangnya UMKM dan industri kreatif.
Mereka, katanya, membutuhkan tripel helix system, yakni cendekiawan, bisnis, dan pemerintah guna menjadi payung pengembangan UMKM sebagai wadah usaha dan industri kreatif sebagai substansi produknya.
Ia mengemukakan tentang pentingnya pengembangan UMKM dan industri kreatif, antara lain karena memberikan kontribusi ekonomi secara signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, serta usahanya berbasis sumber daya terbarukan.
"Selain itu menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif bangsa, serta memberikan dampak sosial yang positif," katanya.