TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, 27 September 2016, bergerak menguat 21 poin menjadi 13.009 dibandingkan dengan posisi sebelumnya di posisi 13.030 per dolar Amerika Serikat.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa menjelang diadakannya debat kandidat calon Presiden Amerika Serikat, nilai tukar rupiah terlihat masih mampu bergerak menguat.
"Mata uang dolar AS cenderung terdepresiasi terhadap sebagian besar mata uang dunia menjelang debat pertama calon presiden. Kondisi itu memicu ketidakpastian sehingga berdampak negatif bagi mata uangnya," kata Reza di Jakarta, Selasa.
Secara teknis, dia melanjutkan, mata uang rupiah berpotensi terus menguat untuk bergerak di bawah level 13 ribu per dolar AS.
Ekonom dari Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan mata uang rupiah yang terapresiasi terhadap dolar AS seiring dengan sentimen domestik yang relatif positif.
"Menjelang akhir periode pertama amnesti pajak, laju peningkatan uang tebusan terlihat meningkat. Pelonggaran proses administrasi yang diluncurkan Kemenkeu bisa menambah dorongan pencapaian uang tebusan hingga akhir tahun ini," ujar Rangga.
Rangga menambahkan, sentimen positif domestik diproyeksikan masih cukup mampu meredam sentimen negatif yang datang dari harga minyak mentah dunia serta komoditas yang cukup fluktuatif.
ANTARA