TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan pihaknya tengah menyasar peluang pasar ASEAN, khususnya di negara-negara seperti Vietnam, Filipina, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Tutum memprediksi, jika pengusaha retail dalam negeri dapat menembus dan penetrasi pasar negara-negara itu, ratusan juta konsumen pun bisa diraup. "Saya kira kalau tembus sama dengan melayani 600 juta penduduk gabungannya semua negara, dan itu sama dengan tiga kali lipat market kita," katanya, di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Senin, 26 September 2016.
Tutum berujar, peluang pengusaha retail Indonesia untuk masuk ke negara tersebut lebih masuk akal dan terbuka, khususnya dari segi efisiensi biaya yang tak jauh berbeda dengan ekspansi di dalam negeri. Terlebih kemudahan dan kesempatan semakin lebar setelah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Beda dengan kalau kita nyerang Jepang, karena ongkosnya buka satu outlet di sana sama dengan 30 outlet di sini, enggak make sense," ujarnya.
Tutum mengatakan pengusaha retail dalam negeri sudah sangat siap untuk berekspansi ke negara-negara itu. Namun, pihaknya juga mengharapkan dorongan dari pemerintah terkait dengan menembus birokrasi serta adaptasi regulasi di negara tujuan. "Pemerintah bisa lobi ke pemerintah luar negerinya, apa peraturan yang menghambat baru nanti disampaikan ke retailernya," ucapnya lagi.
Tutum menyampaikan keinginan untuk ekspansi ke luar negeri itu murni datang dari pelaku usaha retail. "Ini kita melihat peluang dan Indonesia harusnya cerdik kan negara-negara itu enggak jauh beda sama kita, regulasinya juga," katanya.
Selain itu, langkah ini juga sekaligus dapat mendorong peningkatan ekspor Indonesia. Contohnya dengan ekspansi membuka outlet atau toko retail di luar negeri, seperti yang telah dilakukan perusahaan minimarket Alfamart di Filipina. "Kan yang ngisi outlet mereka di sana produk industri kita juga," ujar Tutum.
GHOIDA RAHMAH