TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Riau meminta PT Pertamina Gas (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk menggandeng badan usaha milik daerah (BUMD) dalam pembangunan pipa gas Duri, Dumai, dan Pekanbaru.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Riau Syahrial Abdi mengatakan ada beberapa BUMD di Riau yang siap ikut membangun proyek pipa tersebut. "Bekerja sama dengan BUMD akan menguntungkan daerah. Kita berharap dua BUMN ini akan menggandeng BUMD Riau ataupun BUMD di Kabupaten/kota," ucapnya, Senin, 26 September 2016.
Syahrial menyebutkan Pertagas dan PGN akan berbagi tugas membangun transmisi dan distribusi. BUMD dan dua BUMN tersebut bisa membicarakan secara business-to-business agar pembangunan tersebut bisa cepat diselesaikan.
Pertagas dan PGN masih menunggu pengesahan draft Rencana Tata Ruang dan Wilayah karena koridor tersebut berbatasan dengan kawasan hutan. Syahrial menuturkan Pemerintah Provinsi Riau juga masih menunggu “ketok palu” DPRD setempat. "Pemprov juga mendorong agar RTRW bisa segera terselesaikan. Jika DPRD sudah mengesahkan RTRW, PGN dan Pertagas bisa menyesuaikan koridornya," ujar Syahrial.
Pemerintah Provinsi Riau juga berupaya agar pembangunan proyek tersebut bisa dipercepat. Hal ini untuk mengatasi krisis gas di Riau.
Sementara itu, salah satu BUMD milik Kabupaten Siak yang bergerak di bidang minyak bumi dan gas, PT Bumi Siak Pusako Zapin, menyatakan siap bekerja sama dengan dua BUMN migas tersebut. Namun kalangan pengusaha meminta holding dua perusahaan tersebut tidak memonopoli harga gas.
"Tentunya BUMD welcome jika diajak bekerja sama. Kami juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mendorong BUMD bergabung dengan dua BUMN itu," tutur Direktur PT BSP Zapin Feldiansyah Nasution.
Perusahaan swasta PT Nusa Teknergi Zavik, yang bergerak di bidang distribusi LPG di Riau dan sekitarnya, juga menyatakan bersedia. Joko, Direktur Utama Zavik, mengatakan pihaknya akan membicarakan secara business-to-business dengan dua BUMN itu.
"Zavik menyasar kerja sama ini untuk mengejar target distribusi gas yang mencapai 100 ribu ton per bulan," kata Joko.
Pertagas akan membangun pipa transmis sepanjang 67 kilometer yang terbentang dari Duri, Kabupaten Bengkalis, sampai Dumai.
Pertagas akan mendistribusikan dari beberapa sumur, salah satunya sumur PT Conoco Philips Indonesia, untuk membangkitkan kilang minyaknya di Dumai. Pertagas akan menyalurkan gas sesuai dengan kebutuhan industri. Kilang minyak Dumai membutuhkan 157 million standard cubic feet per day (mmscfd).
Sedangkan PGN akan membangun pipa minyak 100 km di Duri dan Dumai. Total gas yang dialiri mencapai 120 mmscfd gas untuk 30 perusahaan di Dumai. Sedangkan untuk industri Tenayan Raya, Pekanbaru, membutuhkan gas sebesar 40 mmscfd.
Bahan bakar gas dinilai lebih hemat dibanding bahan bakar lain. Pasalnya, perusahaan hanya membayar US$ 7,56 mbtu (1 mbtu = 1 mmscfd) + Rp 750 per meter kubik.
Jika gas telah dialiri ke industri Tenayan, yang saat ini juga dalam tahap pembangunan, gas akan mengaliri 10 ribu rumah yang ada di Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan.
BISNIS.COM