TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencanangkan program Pelopor Bus Berkeselamatan dan Kenyamanan. Dalam waktu dua bulan ke depan, dia akan mengumumkan operator bus yang terpilih sebagai pelopor untuk program tersebut.
"Untuk tahap pertama kami akan menghargai para operator yang turut serta dulu. Setelah itu baru yang lain,” ujar Budi, dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 25 September 2016.
Program Pelopor Bus Berkeselamatan dan Kenyamanan itu mengajak operator bus, selaku pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan angkutan umum, serta masyarakat luas untuk sadar akan pentingnya keselamatan dan kenyamanan dalam penyelenggaraan angkutan umum.
Baca Juga: Bus Pelopor Keselamatan Berkendara Diluncurkan
Budi berharap pencanangan tersebut dapat memberikan motivasi bagi seluruh perusahaan angkutan umum untuk meningkatkan keselamatan, kinerja, dan pelayanan angkutan umum kepada masyarakat.
Budi menuturkan salah satu yang menjadi perhatiannya saat ini adalah angkutan darat. "Sebab masyarakat sekarang cenderung menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan bus," katanya.
Budi menjelaskan level of service yang diinginkan masyarakat tidak sama dengan level of service yang diberikan pengelola bus. Persentase masyarakat yang memakai transportasi bus saat ini tercatat baru sekitar 30 persen. "Kita ingin naikkan menjadi 40 persen." Menurut dia, Kemenhub berupaya menarik minat masyarakat untuk menggunakan bus kembali.
Simak: Operator Bus Akan Disertifikasi Bintang seperti Hotel
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengatakan saat ini operator bus yang mengikuti program bus pelopor keselamatan baru sebelas. Dia berharap, sebelas operator ini bisa menjadi magnet bagi para pengusaha lain untuk ikut meningkatkan aspek keselamatan angkutannya.
Peluncuran program bus pelopor keselamatan berkendara ini dilakukan di Silang Timur Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu, 24 September 2016. Dalam acara ini, hadir Menteri Perhubungan Budi Karya, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Agung Maryoto, dan Sekretaris Jenderal Organda Ateng Aryono.
GHOIDA RAHMAH | DIKO OKTORA