TEMPO.CO, Jakarta - ConocoPhillips menargetkan transaksi penjualan kepemilikan South Natuna Sea Block B kepada PT Medco Energi Internasional Tbk. bisa rampung pada akhir tahun. Aksi korporasi ini sekaligus menandai peralihan operator South Natuna dari ConocoPhillips kepada Medco.
"Financial closing kami targetkan selesaikan akhir tahun. Semoga semuanya lancar," ujar Vice President Development and Relations ConocoPhillips Joang Laksanto di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, 23 September 2016.
Kedua perusahaan mengumumkan transaksi pada 19 September lalu. Selain mengambil 40 persen saham South Natuna, Medco juga mengakuisisi ConocoPhillips Singapore Operations Pte Ltd.
Perusahaan ini diketahui mengelola Onshore Receiving Facility di Singapura. Medco juga memperoleh hak pengelolaan West Natuna Transportation System (WNTS) di sepanjang perairan Kepulauan Riau. Sayangnya, kedua perusahaan masih menutup rapat-rapat berapa nilai transaksi yang disepakati.
Joang belum menjawab pertanyaan terkait laporan transaksi kepada Kementerian ESDM. Diketahui, transaksi ini harus disetujui Pemerintah karena perusahaan terikat kewajiban dalam Kontrak Bagi Hasil. Namun dia mengklaim sudah berkoordinasi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Chief Executive Officer Medco Roberto Lorato mengemukakan akuisisi bakal menambah produksi migas perusahaan sebesar 35 persen setiap tahun. "Transaksi ini secara langsung dapat meningkatkan pendapatan. Kami berharap dapat mengintegrasikan aset-aset penting ini ke dalam portofolio hulu Medco Energi," ujar Roberto.
Wakil Kepala SKK Migas Dzikrullah mengatakan proses peralihan operator bakal dimulai selepas kedua perusahaan menyelesaikan tahap jual-beli. Dia juga memastikan ratusan karyawan ConocoPhillips tetap bekerja di South Natuna pasca akuisisi oleh Medco. "Masalah ketenagakerjaan sudah selesai. Kedua perusahaan sepakat mempertahankan karyawan. Tinggal menunggu proses transaksi," ujar Dzikrullah.
Blok B Natuna saat ini memproduksi minyak sekitar 19.300 barel per hari (bph) dan gas sebanyak 34.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Produksi blok ini diperkirakan terus merosot pada 2017 sebesar 17.400 bph untuk minyak dan 30.900 BOEPD untuk gas. Penurunan terjadi lantaran ladang minyak di area ini sudah uzur.
ConocoPhillips juga tengah menjual fasilitas pengolahan gas LPG di Belanak melalui lelang terbuka sejak awal tahun lalu. Meski perusahaan yang berinduk di Amerika Serikat ini menjual banyak aset, investasinya di Indonesia masih berlanjut. "Kami masih berkomitmen untuk investasi," kata Joang.
ROBBY IRFANY