Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peti Kemas Ngendon di Tanjung Perak, Ini Alasan Pemiliknya

image-gnews
Petugas pelabuhan melintasi kontainer berisi produk Hortikultura (bawang) di kawasan Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat
Petugas pelabuhan melintasi kontainer berisi produk Hortikultura (bawang) di kawasan Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya – Ratusan peti kemas yang masih mengendon di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya lebih dari 5 hari bahkan 10 hari dianggap menjadi salah satu penghambat upaya pemangkasan dwelling time atau proses bongkar muat menjadi tiga hari.

Satuan Tugas (Satgas) dwelling time yang dibentuk oleh Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menemukan bahwa dari ratusan peti kemas itu ada yang sebenarnya masalah perizinannya sudah beres, namun tak kunjung diambil pemiliknya. (Baca: Apa Penghambat Pemangkasan Dwelling Time di Tanjung Perak?)

Dituding sebagai salah salah satu penghambat pemangkasan dwelling time, Indonesia National Shipowners Association (INSA) tak terima.

“Masalahnya apa kalau kami menaruh kontainer di pelabuhan yang tempatnya masih luas? Wong saya bayar kok,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang INSA Surabaya, Stenven Handry Lesawengen saat dihubungi Tempo, Kamis, 22 September 2016.

Stenven mengatakan, ada beberapa penyebab ratusan peti kemas berdiam di seaway (dermaga). Di antaranya ialah permasalahan dokumen, legalitas, hingga urusan perdagangan antara si penjual dan importir. Misalnya, barang yang diimpor tak langsung dibeli oleh pembeli. Selain itu, ada pula barang yang ditinggal empunya sehingga tak bertuan.

“Atau barang belum dibayar oleh si pembeli alias importir, makanya nggak boleh dikeluarin atas perintah si penjual di negara asalnya,” tuturnya.

Untuk itu, ia menyatakan keheranannya jika aparat kepolisian datang dan menyegel. “Lalu polisi datang dan langsung menyegel, padahal itu masalah internal,” katanya.

Dia juga menolak apabila importir diminta segera mengeluarkan barang atau peti kemasnya di luar lapangan penumpukan alias Lini 1. Lini 1 memang masih merupakan wilayah operator pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III yang bertugas membongkar peti kemas dari kapal.

Stenven juga tak terima ketika 100 peti kemas kemudian disegel oleh Satgas Dwelling Time Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya karena mengendon lebih dari 10-20 hari.
“Satgas yang dibentuk ini jauh dari pengertian dwelling time yang sesungguhnya,” ucap Stenven.

Adapun dwelling time ialah lama waktu yang dibutuhkan dalam proses barang/petikemas turun dari kapal atau barang/petikemas ditumpuk di lapangan penumpukan, hingga barang/petikemas keluar dari terminal/pelabuhan. Dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok rata-rata 3,2 hari, sedangkan di Tanjung Perak rata-rata 5,25 hari. Presiden Joko Widodo menargetkan dwelling time menjadi 3 hari dan diterapkan tiga pelabuhan yakni Tanjung Priok, Jakarta; Tanjung Perak, Surabaya; dan Belawan, Medan. Itu sebabnya di Tanjung Perak kemudian dibentuk Satgas Dwelling Time. (Baca:  Murka Jokowi karena Dwelling Time)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stenven mengungkapkan alasan kenapa pemilik peti kemas cenderung membiarkan barang-barangnya mengendon di Pelabuhan Tanjung Perak. Menurut dia, importir dikenai biaya tambahan lebih murah, yakni Rp 244 ribu per kontainer sehari di Pelabuhan Tanjung Perak. Tak heran, mereka lebih memilih meletakkannya di lapangan penumpukan pelabuhan (Lini 1) dibandingkan memindahkannya ke lapangan penumpukan sementara alias Lini 2.

Dia melanjutkan, proses pemindahan petikemas dari Lini 1 ke Lini 2 menyebabkan biaya logistik membengkak. “Ini jadi kontradiktif dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah, yang ingin mengurangi biaya logistik,” tutur dia.

Berdasarkan catatannya, kontainer impor yang keluar masuk Pelabuhan Tanjung Perak kurang lebih 600.000 TEUs per tahun. Artinya dalam satu bulan, berkisar ada 70.000-an TEUs yang dibongkar per bulan.

Stenven menyebutkan, peti kemas yang sampai keluar gerbang pelabuhan sudah lebih dari 90 persen. Petikemas-peti kemas yang berdiam di seaway setelah kapal dibongkar dan belum sampai keluar dari gate itu tidak sampai 10 persen. “Nah, itu yang dianggap dwelling time oleh Pak Jokowi. Cuma ratusan,” tuturnya. (Baca juga: 3 Faktor Penentu Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Perak)

Adapun Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Takdir Mattanete mengatakan pembentukan Satgas Dwelling Time sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo dan Kapolri Tito Karnavian yang menginginkan pemangkasan waktu bongkar-muat pelabuhan dipercepat.

Tim khusus dwelling time Polres Pelabuhan Tanjung Perak beranggotakan 100 personel yang akan mengawal proses bongkar muat. Tim itu menyegel 100 peti kemas yang mengendon lebih dari 10 hari. Penyegelan dimulai pada Senin lalu 19 September 2016 dan kini diklaim telah membuat importir bergegas mengambil peti kemasnya.

Selengkapnya soal penanganan dwelling time: kasus dwelling time

ARTIKA RACHMI FARMITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

7 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

27 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya


Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.


Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Pekerja melakukan perawatan rumput lapangan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur, Senin 13 Maret 2023. Perbaikan sejumlah fasilitas agar sesuai standar FIFA di stadion itu dalam rangka persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di stadion itu pada Mei mendatang. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.


Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

26 September 2023

Vinda Zakiyatuz Zulfa, peraih gelar doktor fisika di ITS Surabaya yang diwisuda pada 16-17 September 2023. Istimewa
Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

Kebahagiaan menghampiri Vinda Zakiyatuz Zulfa, 27 tahun, yang meraih gelar doktor bidang fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.


Surabaya Larang Wajibkan Siswa Beli Seragam Sekolah

25 Juli 2023

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menghadiri perayaan Imlek 2022 di Kelenteng Pak Kiki Bio di Jagalan, Kota Pahlawan, Jatim, Selasa 1 Februari 2022. ANTARA/HO-Pemkot Surabaya
Surabaya Larang Wajibkan Siswa Beli Seragam Sekolah

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta sekolah di Kota Pahlawan tidak mewajibkan siswa membeli seragam sekolah pada tahun ajaran baru ini.


845 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Surabaya Belum Masuk Adiwiyata

22 Juli 2023

Gerbang Unnes. Unnes gelar kompetisi Green School Award. dok/sekitarunnes.com KOMUNIKA ONLINE
845 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Surabaya Belum Masuk Adiwiyata

Sebanyak 845 sekolah untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Surabaya, Jawa Timur, belum masuk program Adiwiyata.