TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang menjajaki Bursa Efek Malaysia untuk membentuk kerja sama dalam hal penawaran saham antarnegara atau cross border offering. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, saat ini BEI bersama Bursa Efek Malaysia masih melakukan kajian-kajian teknis terkait mekanisme cross border offering. Meski sedang dalam proses pengkajian, BEI sedang mengincar 10 emiten Indonesia untuk dapat diperdagangkan di kedua negara tersebut.
"Kami akan mencari 10 saham di sini, 10 saham di sana. Mari kita berbicara kemungkinan diperdagangkan di negara masing-masing, melebarkan distribusi. Teknisnya lagi dicari," kata Tito Sulistio di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 21 Agustus 2016.
Tito menuturkan, salah satu alasan mengapa pihaknya ingin menjajaki bursa saham Malaysia karena negara tersebut memiliki produk sukuk terbesar. Hal ini menurut dia akan menarik investor Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
"Prinsipnya gini, Malaysia sukuknya terbesar ya, 49 persen. Tapi penduduk Islam terbesar di dunia itu Indonesia. Kalau kita kerjasama kan akan bagus," kata Tito.
DESTRIANITA