TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 21 September 2016, diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang terbatas namun berpeluang rebound. Rencana pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve atau The Fed) diperkirakan akan mempengaruhi sentimen pasar.
Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan pasar saham global saat ini tengah menanti hasil pertemuan FOMC yang akan keluar Kamis besok. "Pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan tingkat bunganya di level saat ini," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 21 September 2016.
Menurut David, data pembangunan perumahan di Amerika Serikat hingga Agustus lalu yang mencapai 1,14 juta unit berada di bawah perkiraan 1,19 juta unit, memberikan insentif The Fed belum akan menaikkan tingkat bunganya pada September ini.
"Rendahnya kemungkinan The Fed menaikkan tingkat bunganya memberi sentimen positif di pasar saham," ucap David. Ia memperkirakan hari ini IHSG akan bergerak dengan support di level 5.290 hingga resistan di 5.350.
Dalam perdagangan saham kemarin, IHSG bergerak bervariasi di tengah tipisnya nilai transaksi. Pasar cenderung wait and see menanti hasil pertemuan FOMC terkait dengan kebijakan moneter negara AS.
Di tengah penantian pasar atas hasil FOMC, perdagangan cenderung dilanda aksi ambil untung terbatas. IHSG akhirnya tutup koreksi 19,74 poin (0,36 persen) di 5302,49. Nilai transaksi di pasar reguler kemarin hanya mencapai Rp 4,94 triliun dan pemodal asing kembali mencatatkan penjualan bersih Rp 440,41 miliar.
Sedangkan Wall Street yang tadi malam bergerak dalam rentang terbatas berhasil menguat tipis. Indeks DJIA di Wall Street sempat menguat 100 poin namun ditutup menguat hanya 9,79 poin (0,05 persen) di 18.129,96. Indeks S&P menguat 0,03 persen di 2.193,76. Harga minyak mentah menguat 0,32 persen di US$ 43,44 per barel.
DESTRIANITA