TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan memiliki sejumlah sasaran yang ingin dicapai dari sinergi antara Dinas Pertanian dan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT). Dia mengatakan ada tiga hal yang ingin dicapai dari sinergi ini.
"Kesejahteraan petani meningkat karena harga dijamin," kata Amran saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin, 19 September 2016.
Amran menuturkan, harga jagung dijamin tak akan kurang dari Rp 3.150 per kilogram. Di angka itu, dipercaya petani sudah mendapatkan untung dari hasil produksinya. "Tentu kesejahteraan petani meningkat," ujar dia.
Hasil yang ingin dicapai berikutnya adalah keinginan menurunkan impor jagung lebih dari angka yang sudah ada. Sekarang, menurut Amran, impor jagung sudah turun sebanyak 60 persen dari tahun sebelumnya. "Biasanya tiap tahun (impor) naik," ucapnya.
Lalu yang terakhir adalah devisa yang dibelanjakan untuk jagung juga bisa disimpan, jika produksi petani naik, dan bisa diserap hasil produksinya oleh GPMT. Sampai hari ini, Amran berujar impor jagung masih berada di angka 800 ribu ton.
Angka ini, kata dia, menurun dibanding tahun lalu yang sekitar 3,6 juta ton. Hal ini terjadi karena adanya tekad bersama untuk meningkatkan produksi dan adanya sinergi dengan kelompok tani, GPMT, para kepala dinas, dan para kepala daerah. "Kementerian tak ada alasan lagi tak bisa produksi dan selalu impor."
Hari ini, Kementerian Pertanian menandatangani kesepakatan penyerapan produksi jagung antara Dinas Pertanian Provinsi dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak. Menurut Amran, selama ini para pengusaha pakan ternak selalu mencari produsen jagung dan para petani jagung mencari pembeli hasil pertaniannya. "Dengan kesepakatan ini, kedua belah pihak bertemu," ujar Amran.
DIKO OKTARA