TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman enggan berkomentar soal kasus yang membelit Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman. Dia mengatakan hari ini Kementerian Pertanian hanya ingin membicarakan masalah penyerapan produksi jagung saja.
"Hari ini cerita soal jagung, kami tidak komentari masalah itu," kata Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin 19 September 2016.
Namun, Amran pun berbicara ihwal korupsi. Dia menegaskan tidak akan segan-segan menindak tegas, jika ada jajarannya menyalahgunakan wewenang dan terbukti melakukan tindak pidana korupsi. "Kalau ada main, aku tindak tegas yang melakukan," ujar dia.
Amran menjelaskan di Kementerian Pertanian ada perwakilan Komisi Pemberantasan Korupsi yang berkantor di sana. Kemudian ada juga perwakilan Badan Reserse Kriminal Polri, dan perwakilan Kejaksaan. "Itu bentuk keseriusan Kementan dalam penegakan hukum," ucapnya.
Baca Juga: Bulog: Penyuap Irman Gusman Tak Terkait Impor Gula
Amran menambahkan Kementan selalu melakukan evaluasi harian, mingguan, dan bulanan, bahkan ada Satgas Pengawas untuk mencegah korupsi terjadi. "Kami mengevaluasi semua lelang, dan evaluasi rekomendasi (impor) yang kami lakukan."
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, Sabtu lalu ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menerima suap sebesar Rp 100 juta. Uang itu diduga sebagai imbalan menghubungi Bulog, agar memberikan distribusi tambahan gula untuk wilayah Sumatera Barat, kepada CV Semesta Berjaya.
Namun, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti membantah keterlibatan CV Semesta Berjaya maupun Irman Gusman dalam proses impor gula Bulog. "Yang bersangkutan tidak ada hubungannya dengan proses importasi," kata Djarot saat dihubungi, Minggu, 18 September 2016.
Simak Pula: Harga Gula dan Sapi Tinggi, Menteri Perdagangan Pantau Sentra Produksi
Djarot menyatakan, ada kemungkinan perusahaan tersebut merupakan mitra Bulog dalam penyaluran gula ke daerah. sebab, dalam stabilisasi harga, selain dengan operasi pasar secara langsung, Bulog bekerja sama dengan pedagang lokal yang memiliki jaringan distribusi. "Seingat saya CV SB pernah ikut mendistribusikan gula untuk wilayah Sumbar (Sumatera Barat), tapi harus dipastikan lagi," kata Djarot.
Bagaimanapun, kalaupun benar pernah bekerja sama, ia membantah kemitraan itu merupakan hasil rekomendasi Irman Gusman. "Bagi pedagang gula yang akan ikut mendistribusikan gula Bulog, tidak memerlukan rekomendasi dari pihak mana pun," katanya.
DIKO OKTARA | PINGIT ARIA