TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis bisa mempercepat realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga 50-60 persen. Hal ini didorong implementasi paket kebijakan ekonomi ke-13 yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu.
Direktur Utama BTN Maryono meyakini, jika peraturan pemerintah sudah dikeluarkan, target realisasi KPR sebanyak 570 ribu unit tahun ini juga bisa terlampaui.
"Jika ini bisa diimplementasikan secepatnya juga akan mengurangi backlog, yang saat ini mencapai 13 juta unit," ujar Maryono, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 September 2016.
Maryono berujar, hingga Agustus lalu, realisasi KPR sudah mencapai 400 ribu unit, dengan nilai yang sudah dicairkan sebesar Rp 32 triliun. Dia pun yakin target akhir tahun sebanyak 570 ribu unit akan terlampaui dengan mudah. Sebab, selama ini, menurut dia, permasalahan dalam pembangunan rumah adalah penyediaan lahan dan perizinan.
Maryono menjelaskan, paket kebijakan ekonomi ke-13 akan memangkas masalah perizinan dan membuat sektor properti kembali bergairah lebih tinggi. Terlebih, pemangkasan perizinan tersebut diharapkan bisa membuat harga rumah lebih murah.
Dengan demikian, permintaan rumah akan semakin meningkat, sehingga pengembang juga lebih banyak membangun perumahan. "Pada kuartal kedua tahun ini, rumah nonsubsidi mulai menggeliat," katanya.
Selain itu, menurut Maryono, permintaan akan rumah yang tinggi saat ini didorong relaksasi aturan Bank Indonesia (BI) mengenai uang muka (down payment) atau loan to value (LTV) dari 20 persen menjadi sekitar 15 persen. "Perbankan saat ini juga sudah banyak yang menerapkan suku bunga KPR single digit untuk nasabah baru."
GHOIDA RAHMAH