TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan terus berupaya meningkatkan ekspor tekstil ke Prancis. Pemerintah akan memanfaatka potensi Prancis sebagai negara pengekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) terbesar ke-6 dunia. Nilai impor TPT Prancis yang terkenal sebagai pusat mode duina itu mencapai US$ 28,81 miliar atau 4,04 persen dari total impor TPT dunia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Arlinda mengatakan untuk memperkuat posisi ekspor TPT ke Prancis, Kemendag akan memfasilitasi beberapa produsen tekstil untuk mengikuti kegiatan promosi di Texworld 2016. Pameran ini dilaksanakan di Paris, Prancis, pada 12-15 September 2016.
“Kita perlu lebih gencar promosi melalui pameran. Setelah memiliki positioning yang kuat, Indonesia secara continue akan memasok tekstil ke Eropa,” kata Arlinda Rabu 14 September 2016.
Indonesia masuk urutan ke-17 sebagai pemasok tekstil dan produk tekstil dunia dengan pangsa pasar sebesar 1,58 persen. Tahun lalu, nilai TPT Indonesia ke dunia mencapai US$ 12,28 miliar. Sementara pada semester pertama 2016, nilai ekspor TPT adalah sebesar US$ 6,22 miliar. "Tekstil dan produk tekstil Indonesia telah mendunia," kata Arlinda.
Baca Juga: Baru Kuasai 2 Persen Pasar, Industri Tekstil Perluas Ekspor
Pada semester pertama 2016, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia ke Prancis mencapai US$ 46,52 juta. Prancis merupakan negara tujuan ekspor ke-8 Indonesia di kawasan Eropa. Posisi Indonesia masih dapat diperhitungkan sebagai negara penyuplai produk tekstil ke Prancis.
Meski kompetisi antarnegara di dunia tidak ringan, Arlinda yakin masih banyak peluang terbuka untuk mengisi tekstil di Prancis. Apalagi ada upaya Uni Eropa "melawan" banjir tekstil dari Cina.
“Uni Eropa tengah berupaya membendung banjir tekstil dari Cina pasca mengakhiri kuota tekstil sejak 2005 lalu. Ini peluang Indonesia membuktikan kualitas produk kita dan menjadi alternatif pasokan bahan baku tekstil bagi industri mode Prancis,” kata Arlinda.
Industri mode dan pakaian di Prancis merupakan salah satu industri besar yang memiliki potensi ekonomi sangat besar. Oleh karena itu, permintaan pasokan bahan baku pakaian atau tekstil ke Prancis cukup tinggi, yakni senilai US$ 28,81 miliar pada 2015.
Texworld adalah pameran bergengsi dan bertaraf internasional di Prancis yang diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu pada Februari dan September. Tahun lalu, Texworld Paris Autumn 2015 diikuti oleh 943 peserta dan dihadiri 14.254 pengunjung. Pada partisipasi tahun lalu itu pula, Paviliun Indonesia mengantongi transaksi dan kontak dagang sebesar USD 5,77 juta.
Simak: Resmikan New Priok, Jokowi: Kita Tidak Mau Tertinggal
Sebelumnya Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan industri TPT dinilai berpeluang memperluas pasar ekspor ke berbagai negara di dunia, pasalnya pangsa pasar industri tekstil Indonesia baru 2 persen dari pasar TPT dunia. "Peluang pasar ekspor tersebut terbuka bagi industri TPT nasional,” katanya lewat siaran pers di Jakarta, Senin 22 Agustus 2016.
Sigit menyampaikan, industri TPT nasional yang mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi, desain yang up to date (terkini) dan kemampuan pasok yang cepat akan berpeluang lebih besar menggapai pasar dunia.
Menurut data Kemenperin, kinerja ekspor industri TPT nasional selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,28 persen dengan nilai ekspor mencapai 12,28 miliar dollar AS pada 2015. Kinerja ini terbilang lebih baik jika dibandingkan kinerja ekspor nasional sekitar 4,69 persen dan ekspor non migas sebesar 8,92 persen.
PINGIT ARIA|ANTARA