TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan ingin memperpendek waktu sandar (dwelling time) kapal di pelabuhan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan persoalan dwelling time bisa tuntas pada Desember 2016 ini.
"Yang disebutkan dua pelabuhan tetapi tidak terbatas pelabuhan lain," kata Budi di terminal peti kemas Kalibaru, Jakarta, Selasa, 13 September 2016. Dua pelabuhan yang dimaksud ialah Pelabuhan Belawan, Medan; dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Menteri Budi akan mengapresiasi bila pemangkasan dwelling time bisa dilakukan sendiri oleh masing-masing otoritas pelabuhan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo belum puas dengan pencapaian dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dua tahun lalu waktu sandar kapal di Tanjung Priok bisa mencapai sepekan. Kini sudah turun ke level rata-rata tiga hari. "Saya ingin dua koma (dua hari)," kata Jokowi saat memberikan sambutan di terminal peti kemas Kalibaru.
Tak hanya itu, Pelabuhan Belawan dan Tanjung Perak juga diminta menekan dwelling time. Menurut Jokowi, bila Pelabuhan Tanjung Priok bisa mencapai waktu sandar tiga hari, pelabuhan lain bisa melakukannya juga.
Lebih lanjut, Menteri Budi menilai, pelaksanaan program tol laut belum maksimal untuk mengurangi disparitas harga atau biaya logistik. Ia mengatakan perlu ada rerouting. Begitu juga dengan pelayanan satu atap yang belum merata di setiap pelabuhan.
Salah satu solusi yang sedang dijalankan ialah menawarkan pengelolaan pelabuhan ke pihak swasta atau perusahaan milik negara. Menurut Budi Karya, ada 22 titik pelabuhan yang bisa dikelola swasta.
ADITYA BUDIMAN