TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah naik ke level tertinggi satu pekan terakhir karena investor menimbang komentar dari OPEC dan Rusia untuk menyepakati langkah-langkah produsen minyak mendorong pasar.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober naik 1,5% atau 67 sen ke US$ 45,50 per barel di New York Mercantile Exchange, yang merupakan penutupan tertinggi sejak 30 Agustus.
Sementrara itu, minyak Brent untuk pengiriman November menguat 72 sen atau 1,5% ke US$47,98 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Mike Wittner, kepala riset pasar minyak Societe Generale SA, mengatakan sebagian besar analis pasar minyak sangat skeptis mengenai kemungkinan kesepakatan. "Saya menjadi kurang skeptis karena situasi telah berubah sejak April. Perbedaan utama adalah bahwa Iran telah meningkatkan produksi mendekati target mereka dan tampaknya setuju dengan ide pembatasan produksi," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Seperti dilansir Bloomberg, Presiden Hassan Rouhani mengatakan pada Selasa bahwa Iran akan mendukung upaya mendongkrak harga walaupun sedang dalam usaha mengembalikan tingkat produksi yang hilang karena sanksi.
Minyak sebelumnya menguat pada Agustus menyusul spekulasi bahwa anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya akan setuju pembekuan output saat mereka bertemu secara informal di Aljir bulan ini.
Seperti diketahui, pertemuan pada 5 September antara Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih dan Rusia berakhir tanpa langkah konkret untuk menstabilkan pasar. Produsen telah berjanji untuk membahas langkah-langkah untuk meningkatkan harga, namun Arab Saudi mengatakan pihaknya memandang tidak perlu membatasi produksi minyak saat dan Rusia menyatakan keraguan bahwa pembatasan output diperlukan.