TEMPO.CO, Jakarta - Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi imbal hasil surat utang negara (SUN) berpeluang turun pada perdagangan Senin, 5 September 2016.
Ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan penurunan imbal hasil SUN yang dimulai pekan lalu pascarilis data inflasi Agustus 2016 yang sangat rendah, berpeluang berlanjut melihat data serapan tenaga kerja Amerika Serikat yang di bawah harapan sehingga memangkas peluang kenaikan Fed rate dalam FOMC meeting pada 20-21 September 2016.
Namun, meskipun peluang kenaikan Fed rate di September 2016 sudah turun, kemungkinan naik di Desember 2016 justru naik hingga ke atas 50 persen menandakan masih adanya risiko gejolak pasar keuangan global ke depan.
Selain itu, peluang pemangkasan BI RR rate juga terbuka ke depan walaupun waktu pemangkasan bisa sangat sesaat melihat potensi kembalinya harapan kenaikan Fed rate menjelang akhir tahun. Risiko defisit fiskal yang melebar saat ini sedikit tertutupi oleh euforia peningkatan laju pertambahan uang tebusan tax amnesty yang juga dibarengi publikasi keikutsertaan pengusaha besar.
Euforia tersebut bisa terjaga hingga akhir bulan, apalagi jika BI RR rate dipangkas pada 20-21 September 2016. “Akhir September 2016 akan menjadi titik krusial pencocokan ekspektasi dan kenyataan baik dari pencapaian uang tebusan tax amnesty maupun realisasi defisit APBN 2016 yang jika buruk bisa memicu koreksi di pasar SUN,” papar Rangga dalam riset.