TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yakin pemangkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 tak akan terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan GDP memang ada hubungannya dengan pengeluaran pemerintah. Tapi tidak satu banding satu," katanya di kantornya, Jakarta, Jumat, 2 September 2016.
Darmin mengatakan masih ada faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain pengeluaran pemerintah. Faktor tersebut ialah konsumsi rumah tangga dan ekspor serta impor.
Sepanjang realisasi investasi baik dan pengeluaran pemerintah yang menurun, menurut Darmin, tidak ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan. “Pengaruhnya jelas terasa jika semua faktor tersebut menurun.”
Meski jauh lebih sulit dibandingkan sebelumnya, Darmin tetap optimistis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,2 persen. Pasalnya, ia masih berharap kepada investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Beberapa investasi akan terealisasi tahun ini terutama proyek listrik 35 ribu MW. Menurut Darmin, proyek tersebut sudah memasuki tahap financial closing sejak tahun dan bisa mulai berinvestasi mulai tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas APBN-P 2016 sebesar Rp 137,6 triliun. Anggaran yang dipangkas merupakan belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 64,7 triliun serta transfer daerah dan dana desa sebesar Rp 72,9 triliun.
Angka tersebut membengkak Rp 38 triliun dari usulan awal pemangkasan yaitu Rp 133,8 triliun. Dalam rencana awal, pemerintah tidak memotong dana desa. Anggaran yang dipotong berasal dari belanja K/L Rp 65 triliun dan transfer daerah Rp 68,8 triliun.
Sri Mulyani sebelumnya mengatakan pemangkasan bertujuan untuk menyelamatkan APBN. Anggaran yang dipangkas telah dipilah agar terbatas hanya kepada anggaran untuk program nonprioritas.
VINDRY FLORENTIN