TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pada minggu keempat Agustus ini, terjadi deflasi sebesar 0,04 persen. Menurut Agus, terjadinya deflasi tersebut sejalan dengan target yang ingin dicapai pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016.
"Deflasi ini menunjukkan inflasi akan berada di bawah 4 persen selama 2016," kata Agus seusai rapat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 bersama Badan Anggaran di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.
Menurut Agus, laju inflasi hingga Juli telah mencapai 3,21 persen (year on year). "Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, inflasi mereka rata-rata di bawah 1,5-2 persen. Memang, Indonesia sudah baik dalam pengendalian inflasi. Tapi ini masih menjadi tantangan kita," ujarnya.
Pada masa mendatang, Agus memprediksi, masih terdapat beberapa risiko inflasi yang patut diwaspadai, khususnya terjadinya la nina. "Periode basah sudah mulai terasa. Ini akan berpengaruh pada volatile food dan ini bisa menekan inflasi. Selama ini juga terjadi koreksi harga, terus dibandingkan dengan saat Lebaran," katanya.
Pada 2017, inflasi diperkirakan akan tetap di kisaran 4 plus-minus 1 persen. Menurut Agus, terdapat potensi meningkatnya laju inflasi jika terjadi penyesuaian harga listrik 900 VA. "Kalau dilakukan penyesuaian, akan ada dampak terhadap inflasi. Tapi inflasi tetap dalam range 4 plus-minus 1 persen," tuturnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI