Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

RI dan Brunei Genjot Kerja Sama Pertanian

image-gnews
Petani mencabut bibit padi di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (11/4). Tahun 2009 Produksi beras di Jawa Timur mencapai 7,6 juta ton, konsumsi beras masyarakat 3,6 juta ton, maka surplus beras sebesar 4 juta ton. ANTARA/Syaiful Arif
Petani mencabut bibit padi di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (11/4). Tahun 2009 Produksi beras di Jawa Timur mencapai 7,6 juta ton, konsumsi beras masyarakat 3,6 juta ton, maka surplus beras sebesar 4 juta ton. ANTARA/Syaiful Arif
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Nurul Qomar menginginkan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Brunei di bidang pertanian ditingkatkan sehingga berkontribusi bagi neraca perdagangan Indonesia.

"Hubungan Indonesia-Brunei di bidang politik sudah baik, perlu ditingkatkan di bidang lain misalnya pertanian sehingga bisa berkontribusi bagi neraca perdagangan Indonesia," katanya di Wasan, Brunei Darussalam, Selasa (30 Agustus 2016).

Hal itu dikatakannya saat menghadiri acara Panen Padi Unggul Varietas Sembada di Kawasan Pertanian, Wasan, Brunei Darussalam, pada hari yang sama.

Dia mengapresiasi bibit unggul padi yang dikembangkan PT Biogene Plantation yang menanam di Brunei dan menghasilkan padi dengan kualitas dan kuantitas sangat baik, yaitu 8-9 ton per lot (8.000-9.000 meter persegi).

Menurutnya, Indonesia memiliki pengetahuan dan teknologi yang baik dalam meningkatkan produktivitas hasil padi sehingga layak untuk dikembangkan di Brunei yang memiliki karakter tanah berbeda dengan Indonesia.

Dubes Nurul menjelaskan tingkat kesuburan tanah di Brunei berbeda dengan Indonesia sehingga perlu usaha lebih untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi.

"Kita pernah mencoba menanam di Kapuas, Kalimantan Tengah, hasilnya kurang lebih sama dengan bibit padi yang ditanam di Brunei," ujarnya.

Dia mengatakan tidak tertutup kemungkinan terbukanya lapangan kerja bagi warga negara Indonesia (WNI) apabila kerja sama pertanian kedua negara bisa ditingkatkan karena dibutuhkan penggarap lahan pertanian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, menurutnya, hal itu tergantung kebijakan pemerintah Brunei Darussalam mengizinkan berapa luas lahan yang akan ditanami padi unggulan asal Indonesia. "Lahan pertanian di Brunei terbatas sehingga tergantung kebijakan pemerintah Brunei mengizinkan menggarap tanah pertanian," katanya.

Menteri Sumber-Sumber Utama dan Pelancongan (Menteri Pertanian Brunei) Dato Paduka Awang Haji Ali bin Haji Apong mengatakan negaranya terbuka bagi kerjasama pertanian dengan negara manapun termasuk Indonesia asalkan bisa menghasilkan padi produktivitas tinggi.

Dia mengatakan ada sekitar 500-700 hektare sawah yang bisa digunakan untuk menanam bibit padi namun dengan syarat satu hektar bisa menghasilkan padi minimal 8 ton. "Infrastruktur kami sudah siap sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghasilkan padi produktivitas tinggi," ujarnya.

Dia menyadari tingkat kesuburan tanah pertanian di Brunei tidak sama dengan di Indonesia namun dirinya yakin bahwa target 12 ton padi per hektar bisa dicapai.

Pejabat yang hadir dalam acara Panen Padi itu antara lain Duta Besar Indonesia untuk Brunei, Nurul Qomar, Asisten Teritorial Kasad, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Menteri Pertanian Brunei Darussalam, Datok Ali Apong, Direktur Utama PT Biogene Plantation Bambang Purwadi Priono, dan Wakil Dirut PT Biogene Nasikin.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

26 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

29 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

29 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

38 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

41 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

51 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.