TEMPO.CO, Wyoming - Rencana Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk menaikkan suku bunga acuan, tampaknya sudah semakin dekat. Gubernur The Fed, Janet Yellen mengungkapkan bahwa dirinya akan membiarkan “pintu terbuka” untuk kenaikan suku bunga pada awal September 2016 depan.
“Saya percaya bahwa sejumlah kondisi untuk menaikkan tingkat suku bunga, sudah semakin menguat, terutama dalam beberapa bulan terakhir ini”, ungkap Yellen dalam pidatonya saat Konferensi Tahunan Kebijakan Moneter The Fed, pada Jumat, 26 Agustus 2016, di Jackson Hole, Wyoming.
Sementara, Wakil Gubernur The Fed, Stanley Fischer menyarankan agar keputusan bisa diambil pada pertemuan the Fed, September 2016 mendatang, jika ekonomi Amerika Serikat berada dalam kondisi yang baik
Meskipun data dari Pemerintah AS menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut masih berjalan lamban hingga Kuartal ke-II, Yellen tetap optimistis. Dia mengatakan bahwa banyak lapangan pekerjaan baru akan tercipta dan pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan tetap berada dalam fase moderat. Yellen menjelaskan bahwa konsumsi masyarakat akan menjadi kekuatan yang kuat ketika investasi cenderung melemah dan ekspor tertekan akibat menguatnya dollar AS.
Pasar bereaksi skeptis terhadap rencana kenaikan suku bunga The Fed tersebut. Reaksi ini didorong oleh adanya jarak yang cukup jauh antara sinyal yang disampaikan dengan yang akhirnya terjadi. Pasca pidato Yellen, nilai saham-saham AS pun turun drastis setelah sebelumnya sempat turun saat Brexit. Indeks Dow Jones jatuh 53.01 poin, atau 0,3 persen ke angka 18396.4, sementara SP 500 turun 3.43 poin atau 0,2 persen ke angka 2169.04. Sedangkan saham Nasdaq Composite sebaliknya naik 6.71 point atau 0,1 persen ke angka 5218.92.
The Fed terakhir kali menaikkan tingkat suku bunga acuannya pada Desember 2015 lalu. Kenaikan itu adalah untuk pertama kalinya sejak hampir satu dekade. The Fed dijadwalkan akan kembali mengadakan pertemuan pada September dan November 2016 mendatang.
WALL STREET JOURNAL | REUTERS | FAJAR PEBRIANTO | WD