TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menggelar pameran kerajinan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia. Pameran bertajuk “Karya Kreatif Indonesia” tersebut digelar di Rafflesia Hall, Balai Kartini, Jakarta, pada 26-27 Agustus 2016.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pameran ini menampilkan hasil karya UMKM binaan BI dari 32 provinsi. "Mereka menampilkan karya premium dan siap ditampilkan dalam perhelatan nasional," katanya di Balai Kartini, Jumat, 26 Agustus 2016.
Booth dalam pameran ini dibagi sesuai dengan wilayah, dari barat hingga timur Indonesia. Setiap daerah mendapat satu booth. Mereka menampilkan kerajinan seperti kain, aksesori, tas, dan makanan khas daerah masing-masing.
Kain yang dijual memiliki beragam jenis, bahan, motif, dan harga. Songket sutra Jambi, misalnya, dipatok seharga Rp 10 juta. Sedangkan kain kapas Maluku dengan motif dan warna yang terbatas dibanderol Rp 2,5 juta.
Namun banyak juga kain batik cap yang dijual di bawah harga Rp 1 juta. Bahkan selendang Maluku dihargai hanya Rp 100 ribu.
Beragam aksesori juga dipamerkan. Dari gelang, anting, cincin, hingga kalung. Ada juga tas bordir motif Aceh, tas anyaman pandan dari Yogyakarta, hingga tas manik theodora hanimbang dari Kalimantan Timur.
Di booth makanan dan minuman, pameran UMKM menyediakan berbagai jenis kopi dengan harga Rp 50-160 ribu. Ada pula keripik ikan, abon, sambal, dan gula semut.
Titi, salah satu pengunjung, mengatakan ia sengaja datang ke pameran untuk mengincar tenun. "Kalau kain kan sudah biasa," ujarnya. Ia membeli tiga jenis tenun dari Badui, Bali, dan Garut. Untuk satu tenun Badui, Titi rela merogoh kocek sekitar Rp 1 juta.
Sri Andayani, pengunjung lain, mengatakan ia tak mengincar kain yang banyak dipamerkan. "Sedang tidak butuh," katanya. Ia justru mengincar kerudung bermotif khas Kalimantan seharga Rp 75 ribu. Sri juga mengantongi sebungkus ikan marin kering.
VINDRY FLORENTIN