TEMPO.CO, Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol hari ini, Kamis 25 Agustus 2016, resmi menerbitkan obligasi berkelanjutan Tahap I dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 300 miliar.
Obligasi itu dibagi menjadi dua tenor, yaitu 3 tahun dan 5 tahun. Obligasi ini telah mendapatkan peringkat idAA- (Double A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Daniel Nanggolan mengatakan kupon yang ditawarkan dalam penerbitan obligasi ini beragam. Untuk tenor 3 tahun mendapat kupon 8,1-8,6 persen per tahun, sedangkan untuk tenor 5 tahun mendapatkan kupon 8,2-8,7 persen per tahun.
Kupon obligasi tersebut dapat dipesan melalui PT Mandiri Sekuritas dan PT Indo Premier Securities, yang telah ditunjuk perusahaan sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi pada masa penawaran awal atau book building dari tanggal 25 Agustus sampai 8 September 2016.
Daniel mengatakan nantinya dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan properti dan pengembangan perseroan, sesuai dengan lini bisnis perusahaan, yakni unit bisnis rekreasi.
"Sekitar 60 persen akan digunakan untuk pengembangan dan pemeliharaan kegiatan usaha dalam bidang rekreasi," ujar Daniel Nainggolan di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 25 Agustus 2016. Sedangkan sisanya sebesar 40 persen akan digunakan untuk pengembangan properti dan perseroan.
Secara keseluruhan, PT Taman Impian Jaya Ancol akan menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp 1 triliun. Namun, kata Daniel, sisanya akan diterbitkan sesuai dengan kebutuhan. "Jadwal penerbitan untuk Rp 700 miliar itu nanti melihat dari kebutuhan, misalnya di rekreasi, itu kira-kira apa sih yang akan kami lakukan. Mungkin tahun depan," tutur dia.
Unit bisnis rekreasi merupakan tulang punggung dari bisnis PT Pembangunan Jaya Ancol. Adapun unggulan dari bisnis perusahaan adalah Taman Pantai, Dunia Fantasi, Atlantis Water Adventure, Ocean Dream Samudra, Seaworld Ancol, Oceam Park dan Pasar Seni.
Kinerja finansial 2015 sektor rekreasi mendominasi 88 persen dari total pendapatan perseroan, dengan EBITDA sektor rekreasi sebesar Rp 429 miliar atau 76 persen dari EBITDA total perusahaan sebesar Rp 561,9 miliar.
Jumlah pendapatan yang diperoleh dari sektor rekreasi itu juga didukung oleh peningkatan jumlah pengunjung yang pada 2015 lalu mencapai 17,8 juta orang atau tumbuh 6,4 persen dari 2014 sebanyak 16,7 juta orang.
Hal itu sekaligus menjadikan pendapatan dari penjualan tiket pintu gerbang dan wahana wisata sebagai penggerak utama bagi peningkatan pendapatan pada sektor rekreasi.
DESTRIANITA