TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi pasar saham global yang kurang kondusif dan melemahnya harga minyak mentah akan mempengaruhi perdagangan hari ini.
Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto memperkirakan IHSG akan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi cenderung melemah. "IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.370 dan resisten di 5.440," ujar David Sutyanto dalam pesan tertulisnya, Kamis, 25 Agustus 2016.
Tadi malam Wall Street ditutup dengan banyak koreksi. Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,4 persen dan 0,5 persen tutup di 18.481,48 dan 2.175,44. Indeks Nasdaq terkoreksi 0,8 persen di 5.217,69. Koreksi terutama dipicu saham-saham sektor kesehatan. Harga minyak mentah yang terkoreksi 2,7 persen di US$ 46,77 per barel turut menekan pasar.
Menurut David, saat ini pelaku pasar juga tengah menanti pidato Gubernur Bank Central Amerika The Fed Janet Yellen, di Jackson Hole, Wyoming, akhir pekan ini untuk mendapatkan kepastian kapan kenaikan tingkat bunga di AS akan dilaksanakan.
IHSG kemarin gagal bergerak di teritori positif. Hampir sepanjang perdagangan Indeks bergerak di teritori negatif dalam rentang konsolidasi. IHSG ditutup koreksi terbatas 13,148 poin (0.24 persen) di 5.403,992. Aksi beli spekulatif terutama mendominasi sejumlah saham lapis dua dan tiga terutama yang bergerak di sektor baja dan logam.
Pasar berspekulasi industri baja Indonesia akan mendapatkan pertumbuhan positif dari belanja infrastruktur pemerintah dan peluang ekspor di kawasan Asean. Sedangkan saham unggulan terutama di sektor jasa konstruksi dan konsumsi cenderung masih tertekan akibat aksi ambil untung lanjutan dari pemodal asing menyusul sentimen pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah berada di Rp 13.250.
Koreksi IHSG kemarin juga terimbas pergerakan pasar saham emerging market yang umumnya ditutup koreksi menyusul meningkatnya risiko politik di sejumlah kawasan, seperti di Semenanjung Korea dan Turki yang menekan pergerakan mata uang kawasan. Pasar kawasan juga tengah menanti testimoni Yellen akhir pekan ini di pertemuan pejabat bank sentral.
DESTRIANITA