TEMPO.CO, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyebutkan industri pengolahan adalah sektor prioritas yang perlu dikembangkan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi ke angka 5,3 persen pada 2017. Sebab, pengembangan industri ini akan membuat barang yang diekspor memiliki nilai tambah.
"Ini juga menjadi sektor yang menarik karena mempunyai dampak langsung dan turunan bersifat jangka panjang serta dapat menjadi suatu terobosan untuk mengejar ketertinggalan," ujar Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 21 Agustus 2016.
Arif mengatakan, secara umum, target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen itu merupakan angka yang realistis dan moderat. Dia pun optimistis target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, yaitu pada kisaran 5,5 persen, masih bisa diupayakan tahun depan.
Namun, menurut Arif, ada sejumlah kekhawatiran yang mengiringi upaya pencapaian target tersebut, di antaranya kondisi perekonomian global yang masih penuh ketidakpastian dan ekspor yang sulit diharapkan. Terkait dengan upaya menggenjot penerimaan negara untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, Arif mengatakan, berdasarkan kajian KEIN, masih realistis.
Adapun nilai yang dapat diterima negara dari kebijakan pengampunan pajak pada 2017 adalah Rp 1.495,9 triliun. Dia mengatakan nilai itu lebih rendah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2016 yang dibandingkan dengan realisasi tahun 2015, yakni Rp 1.240,4 triliun.
Arif pun mengingatkan pemerintah untuk terus berupaya menahan laju inflasi dengan memperbaiki sisi pemasukan negara. Selain mendorong peningkatan produksi, menurut Arif, yang tak kalah penting adalah menjaga kelancaran distribusi. "Inflasi bahan makanan perlu dijaga dalam rangka mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi kemiskinan," kata Arif.
GHOIDA RAHMAH