TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan meluncurkan sukuk tabungan hari ini dengan seri SR-001. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, penerbitan sukuk ini merupakan bukti bahwa pemerintah serius, tidak hanya dalam mengembangkan instrumen pembiayaan, tapi juga mendukung pasar keuangan syariah.
"Dalam delapan tahun terakhir, total penerbitan sukuk negara mencapai Rp 538,9 triliun. Porsi sukuk terhadap total surat berharga negara 14,87 persen. Itu masih terlalu kecil. Saya berharap ini terus berkembang selanjutnya," kata Sri di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016.
Pada 2015, menurut Sri, aset industri keuangan syariah global mencapai US$ 1,8 triliun. Perbankan syariah dan sukuk, kata dia, merupakan kontributor terbesar aset industri keuangan syariah global tersebut. "Ini potensi bagi negara dengan penduduk Islam terbesar," ujarnya.
Proyeksi tingkat pertumbuhan industri syariah global, kata Sri, juga mencapai 10 persen per tahun. "Ini peluang yang besar. Pada 2020, (aset industri keuangan syariah global) diperkirakan mencapai US$ 3 triliun. Indonesia tentu perlu memanfaatkan peluang dari munculnya minat itu."
Sukuk tabungan dengan seri ST-001 diluncurkan berdasarkan prinsip syariah. Imbalan sukuk tabungan ini bersifat tetap, yakni sebesar 6,9 persen per tahun yang dibayar pada tanggal 7 setiap bulan. Namun sukuk tabungan ini tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, sukuk tabungan ini sangat terjangkau oleh masyarakat. Jumlah minimum pembelian Rp 2 juta. Adapun jumlah maksimum pembelian sukuk tabungan ini adalah Rp 5 miliar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI