TEMPO.CO, Bandung - Kawasan Aerospace Park, cluster bagi industri pesawat terbang di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, diminati setidaknya oleh tiga pabrik pesawat terbang. Salah satunya PT Dirgantara Indonesia (PT DI), yang sudah diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk memindahkan fasilitas pabriknya dari Bandung ke Bandara Kertajati.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra. Selain PT DI, menurut dia, Commercial Aircraft Corporation of China Ltd (COMAC), produsen pesawat komersial milik Cina, sudah menyatakan akan mengisi kawasan Aerospace Park Bandara Kertajati. Selain itu, PT Regio Aviasi Industri, yang dirintis BJ Habibie, bakal menempati kawasan itu. “Kami mencari pabrik pesawat terbang yang benar-benar serius,” kata Virda, Jumat, 19 Agustus 2016.
COMAC yang baru berdiri pada 2008 dikenal sebagai produsen pesawat terbang yang sedang berkembang di negaranya. Saat ini COMAC sedang merampungkan dua pesawat jet komersial, yakni Comac C919 dan ARJ21. Sedangkan PT Regio Aviasi Industri sedang memproduksi pesawat R80.
Virda menjelaskan, kawasan Aerospace Park menempati lahan seluas 1.800 hektare. Itu merupakan bagian dari 3.200 hektare kawasan Aerocity Bandara Kertajati. Aerospace Park dirancang sebagai tempat maintenance, repair and operations, serta final assembly pesawat terbang.
Berdasarkan masterplan alokasi ruang yang disusun Dinas Permukiman dan Perumahan Jawa Barat, kawasan Aerocity Bandara Kertajati dibagi dalam tujuh cluster. Masing-masing seluas 300 hektare sampai 400 hektare. Selain Aerospace Park, ada Logistic Park, Energy Centre, Bussiness Center 1 dan 2, Eco Science, serta Residential.
Sebelumnya, Direktur Utama PT DI Budi mengatakan pemindahan pabrik pesawat terbang PT DI diputuskan dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Bahkan hal ini juga dibicarakan pada April lalu. Kemudian, dibahas lagi dalam rapat terbatas kabinet saat membahas topik industri pertahanan.
Presiden menilai areal PT DI di Bandung dengan luas hampir 50 hektare tidak cukup jika perusahaan itu hendak mengembangkan diri. “Sesuai dengan pengarahan Bapak Presiden, untuk mengembangkan PT DI, dibutuhkan lahan yang luasnya minimum lima sampai enam kali lipat dari yang ada di Bandung,” ujar Budi seusai bertemu Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 18 Agustus 2016.
Budi mengatakan pemindahan fasilitas PT DI ke Bandara Kertajati membutuhkan waktu paling cepat dua tahun. Pemindahan dilakukan secara bertahap hingga pembangunan kawasan Bandara Kertajati rampung. Adapun lokasi pabrik di Bandung masih tetap digunakan untuk produksi alutsista. “Pabrik pesawat tempur tetap di Bandung. Pembuatan pesawat komersial di Kertajati,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa sebelumnya membenarkan COMAC berminat mendirikan pabriknya di Kertajati. Semula direncanakan di Singapura atau Australia. Tapi, melihat potensi untuk wilayah Asia Tenggara dan Asia umumnya, maka diarahkan ke Jawa Barat, khususnya di Kertajati. Dia juga sudah bertemu dengan perwakilan COMAC di Gedung Sate, Bandung.
Pabrik pesawat terbang asal Cina itu berencana membangun pabrik dengan fasilitas maintenance, repair, dan overhaul dengan kapasitas 200 pesawat. “Tahap pertama mereka butuh sekitar 43 hektare. Investasinya cukup besar,” kata Iwa.
AHMAD FIKRI