TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian berfokus mendorong hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk, terutama yang berorientasi ekspor. Pada semester pertama tahun 2016, ekspor produk industri sebesar US$ 53,72 miliar atau memberi kontribusi sebesar 77,28 persen dari total ekspor nasional yang mencapai US$ 69,51 miliar.
Sedangkan impor produk industri pada semester I 2016 sebesar US$ 52,91 miliar. “Neraca ekspor-impor hasil industri non-migas kita surplus, sampai Juni 2016 sebesar US$ 0,81 miliar,” ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 Agustus 2016.
Baca: Di Parlemen, Jokowi Paparkan Proyek Infrastruktur 2016
Airlangga mengatakan Kementerian Perindustrian berkomitmen segera melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo terkait dengan pengembangan sumber daya manusia dan pemerataan industri. Saat ini Kementerian tengah mengembangkan kawasan industri, khususnya di luar Pulau Jawa. Dengan demikian, tidak ada lagi kesenjangan, terutama di daerah perbatasan, karena adanya penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Simak: Fadli Zon: Pembangunan Infrastruktur Tak Berpihak Rakyat
Kementerian Perindustrian, tutur Airlangga, juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi. "Supaya tenaga kerja kita bisa langsung terserap di dunia industri.”
AMIRULLAH