TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan rencana akuisisi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terlaksana pada 2016. "Kajiannya sudah dimulai," kata Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Edwin Hidayat Abdullah, di Dewan Pers, Jakarta, Ahad, 14 Agustus 2016.
Edwin mengatakan proses akuisisi saat ini sudah memasuki tahap pemilihan konsultan. "Ada empat konsultan yang akan dipilih untuk mengkaji manfaat, appraisal, teknis, dan hukum akuisisi ini," kata dia. Keempat konsultan tersebut adalah konsultan teknis, konsultan keuangan, konsultan penilai, dan konsultan hukum.
Menurut Edwin, hanya konsultan keuangan yang sudah terpilih. PT Danareksa ditetapkan sebagai konsultan keuangan. Sedangkan konsultan teknis, hukum, dan penilai masih dalam proses penunjukan.
"Sebelum menunjuk konsultan, proses akuisisi yang sudah dilalui adalah membuka data, head of agreement, dan general commercial," kata Edwin. Setelah konsultan ditunjuk, pihak terkait akan membahas kesepakatan lalu masuk ke proses persetujuan.
Rencana akuisisi oleh Pertamina dan PLN bertujuan membentuk induk usaha proyek geotermal. Badan usaha milik negara pemilik wilayah kerja panas bumi (WKP) akan disatukan ke anak perusahaan Pertamina dan PLN tersebut.
Skema holding dilakukan dengan menyuntikkan dana dan aset PLN. Perusahaan tersebut nantinya ditargetkan menambah pasokan listrik sebanyak 7.000 MW pada 2025. PGE saat ini telah menghasilkan 450 MW dan dalam dekat ditargetkan dapat mencapai 1.000 MW.
VINDRY FLORENTIN