Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Restorasi Gambut, Jepang Hibahkan US$ 3 Juta, Untuk Apa?

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Pemukiman yang terletak di Palmerah, Jakarta Barat, terbakar siang ini, 4 Agustus 2016. Tempo/Angelina Anjar Sawitri
Pemukiman yang terletak di Palmerah, Jakarta Barat, terbakar siang ini, 4 Agustus 2016. Tempo/Angelina Anjar Sawitri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga institusi dari Jepang menghibahkan sistem monitoring, alat pemantau dan juga riset pertanian dan gambut dengan nilai US$ 3 juta. Ketiga institusi tersebut adalah Universitas Kyoto, Universitas Hokkaido dan Research Institute for Human and Nature (RHIN).

Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead mengatakan saat ini telah dipasang 40 alat untuk pemantau kelembapan dan temperatur air di lahan gambut sebagai proyek percontohan yang berada di Provinsi Jambi, Sumatra Selatan, Riau dan Kalimantan Tengah.

“Nanti kita akan dorong sebanyak-banyaknya untuk dipasang. Pengadaan alatnya tergantung lahannya, kalau perusahaan ya perusahaan, kalau pemerintah ya pemerintah,” katanya di Kantor Staf Kepresidenan, Rabu, 10 Agustus 2016.

Dia menargetkan dalam setahun ke depan sudah ada banyak alat pemantau yang dipasang dan kini pihaknya juga akan mulai menghitung jumlah alat yang harus dipasang di setiap titik sesuai dengan kadar hidrologinya.

Khusus untuk 40 alat yang tengah dijadikan proyek percontohan, lanjutnya, saat ini sistem sedang diuji coba karena server sedang dalam proses pemindahan dari Jepang ke Indonesia, dan juga tengah dilakukan pembaharuan perangkat lunak agar berbahasa Indonesia.

Dia menjelaskan alat yang memiliki sensor tersebut ditanam di dalam tanah. Sensor pada alat itu bertujuan untuk mengukur kelembaban, temperatur serta naik turunnya muka air tanah. Alat tersebut dikoneksikan di alat pencatat data yang memiliki modem.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian, lanjut Foead, maka bisa diatur interval pengiriman data yang kemudian dikirim ke server yang berada di Badan Pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT). Dari situ, baru bisa diakses oleh sejumlah lembaga misalnya BRG, Kantor Staf Kepresidenan dan kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Alat menunjukkan seberapa kering basahnya lahan gambut. Jadi ini berguna untuk memantau, kita kan juga melakukan restorasi baik pemerintah, masyarakat, NGO, pemda dan perusahaan. Ketika mereka telah lakukan, itu sukses apa gagal, alat ini yang kasih tau,” katanya.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengakui jika sangat sulit untuk melakukan pengawasan kebakaran hutan karena luasnya area. Namun, lanjutnya, dengan adanya sistem atau alat yang bisa melihat perubahan permukaan air dan tingkat kebasahan gambut maka pemerintah memiliki sistem pendeteksi dini atau early warning system.

“Tentu kita akan ajak perusahaan sawit dan HTI untuk menggunakan sistem itu sehingga kita punya early warning system, khususnya ketika ada kekeringan di lahan gambut tersebut,” katanya.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

25 hari lalu

Shutterstock.
Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.


PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

27 hari lalu

PT. Timah (ANTARA)
PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.


4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

33 hari lalu

Presiden Jokowi melihat kemasan minyak makan merah setelah meresmikan pabriknya di Deli erdang, Sumut, 14 Maret 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?


Berharap pada Minyak Makan Merah

34 hari lalu

Presiden Jokowi melihat kemasan minyak makan merah setelah meresmikan pabriknya di Deli erdang, Sumut, 14 Maret 2024.  Foto: BPMI Setpres/Kris
Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.


Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

35 hari lalu

Presiden Jokowi melihat kemasan minyak makan merah setelah meresmikan pabriknya di Deli erdang, Sumut, 14 Maret 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?


Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

36 hari lalu

Presiden Jokowi melihat kemasan minyak makan merah setelah meresmikan pabriknya di Deli erdang, Sumut, 14 Maret 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.


Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

45 hari lalu

Shutterstock.
Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.


Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

45 hari lalu

Sunarno, 49 tahun, menurunkan tandan buah segar kelapa sawit saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar, di provinsi Riau, 26 April 2022. Kini, pemerintah melarang ekspor untuk semua produk crude palm oil, red palm oil (RPO), RBD palm olein, pome, dan use cooking oil. REUTERS/Willy Kurniawan
Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.


Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

47 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melihat menu makanan milik siswa saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt.
Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.


Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN

48 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyapawarga sebelum melakukan ziarah makam ayahnya Soemitro Djojohadikusumo di TPU Karet Bivak, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2024. Satu hari setelah pencoblosan, Prabowo Subianto melakukan ziarah makam orang tuanya  Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Maria Sigar. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN

Prabowo Subianto mengatakan siap membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman kelapa sawit, hingga singkong