TEMPO.CO, Jakarta - Produsen otomotif Jepang, Toyota Motor Corporation, memangkas proyeksi keuntungan operasional tahunan menjadi turun 44 persen dibanding 2015. Pemangkasan proyeksi keuntungan akibat penguatan nilai tukar mata uang yen.
Toyota kini mematok keuntungan tahunan hanya sebesar 1,6 triliun yen (sekitar US$ 15,76 miliar ), dari proyeksi sebelumnya 1,7 triliun yen. Proyeksi keuntungan terbaru tersebut didasarkan pada nilai tukar 102 yen per dolar AS dan 113 yen per euro. Sebelumnya, proyeksi keuntungan lama dengan asumsi nilai tukar 105 yen per dolar AS dan 120 yen per euro.
Dengan fluktuasi nilai tukar mata uang tersebut, Toyota bakal menangguk keuntungan 1,12 triliun yen dari sebelumnya diproyeksikan 935 miliar yen. Pihak pabrikan mengatakan bakal lebih agresif dalam memangkas biaya buruh dan pos-pos pengeluaran lainnya, guna mengantisipasi dampak lebih besar dari fluktuasi nilai mata uang.
Pada kuartal II 2016, April-Juni, apresiasi yen menekan keuntungan operasional Toyota sebesar 15 persen menjadi 642 miliar yen. Namun angka tersebut masih melampaui prakiraan 11 analis dari Thomson Reuters yang memperkirakan hanya 493,5 miliar yen.
Toyota mengungkapkan, pada kuartal pertama tahun fiskal, penjualan global kendaraan meningkat berkat performa positif di pasar Jepang, Eropa, dan Asia. Pencapaian tersebut untuk menutupi penurunan penjualan di Amerika Utara dan beberapa wilayah lain.
Baca Juga:
ANTARA