TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Timur masih menghadapi sejumlah kendala untuk meningkatkan kinerja ekspor, salah satunya masalah merek dan kemasan produk.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, I Made Sukartha memaparkan dari 6,2 juta UMKM di Jawa Timur, baru 3.476 UMKM yang mampu menembus pasar ekspor. Jumlah tersebut cenderung melambat dalam pertumbuhannya akibat sejumlah kendala. Sedangkan yang dalam masa merintis ekspor ada sekitar 70.000 UMKM.
“Masalah kemasan dan merek ini memang kita akui menjadi hal yang penting dalam ekspor. Contoh saja, makanan rempeyek kalau dibungkus plastik tanpa merek dan keterangan komposisi pasti laku di sini, tetapi tidak akan laku di luar negeri karena konsumen butuh jaminan dan kualitas,” jelasnya usai konferensi pers Koperasi dan UMKM Expo 2016, Rabu (3 Agustus 2016).
Untuk menggenjot kinerja UMKM Jatim, Dinas Koperasi dan UMKM Jatim tahun ini menganggarkan dana belanja langsung sekitar Rp116 miliar untuk digunakan sebagai belanja keperluan pelatihan, pameran dan promosi UMKM unggulan Jatim.
“Anggaran itu setiap tahunnya ada pengurangan dan Jatim ada pengurangan 20%-25%, tidak hanya di Jatim tapi di daerah lain juga. Nah, sampai dengan Agustus ini penyerapan anggaran itu sudah mencapai 60%,” ujarnya.
Adapun dalam tahun ini, Dinkop dan UMKM Jatim memiliki 40 kali kegiatan pameran di luar provinsi, dan ada 4 negara untuk pameran luar negeri di antaranya adalah di Jepang, Singapura, Thailand dan Jerman.
Selain masalah kemasan dan merek, lanjut Sukartha, kendala yang selama ini dialami UMKM adalah masalah permodalan dan pemasaran. Namun begitu, katanya, tahun ini Pemerintah Provinsi Jatim sudah menyiapkan skema pembiayaan bagi UMKM dengan menyiapkan dana Rp400 miliar melalui skema Loan Agreement dengan pihak Bank Jatim.
“Skema yang disiapkan pemerintah ini akan membantu para UMKM dalam hal pembiayaan atau modal dengan bunga rendah maksimal 9%. Nah kami di Dinkop UMKM sebagai penyambung dan penjamin agar bank mau menyalurkan kreditnya kepada UMKM yang berpotensi,” jelasnya.
Sementara itu, pada kegiatan Koperasi dan UMKM Expo yang akan dilaksanakan pada 10-14 Agustus 2016 di Dyandra Convention Center Surabaya, rencananya akan ada sekitar 200 produk unggulan kreatif dan inovatif.
Dari Jatim akan ada produk fahsion, craft, makanan dan minuman, herbal, aksesoris, produk kulit, agro, furnitur dan perbankan.
Direktur PT Amara Satu Raya, Yusuf Karim Ungsi selaku penyelenggara pameran UMKM menambahkan, dalam pameran kali ini ditargetkan terjadi transaksi yang tumbuh dua kali lipat dari capaian tahun lalu yang terealisasi Rp4 miliar.
“Sedangkan jumlah pengujung pameran diharapkan tahun ini bisa mencapai 5.000-6.000 orang per hari,” ujarnya.