TEMPO.CO, Jakarta - Harga bawang merah di sejumlah pasar naik setelah hari raya Idul Fitri. Harga di petani saja bisa mencapai Rp 28-35 ribu per kilogram.
"Di Jawa Timur, Nganjuk, dan Probolinggo, harga sekitar Rp 27-30 ribu di pedagang. Di Jakarta, saya cek terakhir minggu lalu, mencapai Rp 40-42 ribu," ujar Mudatsir, Sekretaris Dewan Pengurus Pusat Dewan Bawang Merah Nasional, saat dihubungi Senin, 2 Agustus 2016.
Mudatsir mengatakan faktor cuaca menjadi salah satu penyebab lonjakan harga. Kondisi saat ini, cuaca kerap tidak tertebak. Ia pun mengatakan dibutuhkan biaya ekstra bagi perawatan bawang-bawang.
Salah seorang pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Hasan Qudri, mengatakan faktor suplai yang kurang juga menjadi masalah lain. Saat ini, kebanyakan panenan bawang merah sebulan lalu, 50 persennya biasanya digunakan sebagai bibit. "Apalagi permintaan dari luar Jawa, seperti Lampung, juga sangat tinggi," kata Hasan.
Hasan, yang juga anggota Asosiasi Pedagang Bawang, mengatakan harga jual di tingkat petani di Pasar Induk Kramat Jati masih di kisaran Rp 28-35 ribu untuk bawang yang sudah dipotong. Sedangkan harga bawang yang masih berdaun berkisar Rp 18-23 ribu.
Para pedagang sepakat bahwa harga normal bawang saat ini ada di kisaran Rp 35-40 ribu. Di beberapa pedagang eceran, harga bawang bahkan bisa menembus Rp 60 ribu per kilogram. Harga ini memang jauh di atas permintaan Presiden Joko Widodo saat Lebaran lalu, yakni Rp 25 ribu per kilogram.
Baik Mudatsir maupun Hasan mengatakan lonjakan harga bisa berakhir jika ada tambahan suplai bawang pada minggu-minggu mendatang. Beberapa daerah di Jawa Barat dan di Jawa Timur siap panen dalam tiga minggu ke depan, jika tak terhambat cuaca.
EGI ADYATAMA