TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan sedikitnya ada tiga langkah strategis yang harus dijalankan untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini disampaikan dalam pidatonya pada Sidang World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 yang dimulai Selasa, 2 Agustus 2016.
Langkah pertama adalah menekankan pentingnya kerja sama pemerintah dengan sektor usaha. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama para pemimpin negara selaku pembuat kebijakan dengan pengusaha UMKM. "Kami berharap desentralisasi saat ini bisa berpihak kepada UMKM dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi," ucap Sri Mulyani, Selasa, 2 Agustus 2016, di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Penguatan UMKM ini, menurut Sri Mulyani, sangat penting agar dapat berperan sebagai penahan apabila ekonomi sedang terguncang. Ia kemudian menyampaikan pentingnya saling tukar-menukar budaya untuk mendorong generasi muda mengembangkan usaha. "Kita melihat bisnis yang didorong masyarakat juga didukung inovasi teknologi dapat mengurangi pembiayaan," ujarnya.
Sri menuturkan Indonesia memiliki keuntungan demografi untuk mewujudkan pengembangan UMKM, yaitu jumlah populasi Indonesia, di mana setengahnya merupakan masyarakat usia produktif. "Profil demografi Indonesia ini dapat menjadi pendorong pembangunan berkelanjutan," tuturnya.
Penyelenggaraan 12th WIEF kali ini pun dilakukan pada waktu yang tepat untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain penting di jantung keuangan Islam dan makanan halal dunia. Sri berharap, pada gelaran ini, dapat lahir gagasan baru dan pelaku bisnis, baik start-up maupun UMKM, dapat bertemu dengan investor yang tepat. Adapun diskusi selama tiga hari ke depan akan dihadirkan pelaku-pelaku ekonomi untuk saling memberdayakan dan bernegosiasi.
Baca Juga:
WIEF bermula dari Organization of Islamic Cooperation (OIC) Business Forum yang diselenggarakan pada 15 Oktober 2003 bersamaan dengan diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OIC di Putrajaya, Malaysia. Forum ini dibentuk khusus untuk mencari peluang kemitraan bisnis baru di antara negara-negara anggota OIC dengan mempertemukan pemimpin negara, pemimpin industri, akademikus, ahli, profesional, dan pemimpin perusahaan.
GHOIDA RAHMAH