TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan akan memanggil manajemen Lion Air terkait dengan penundaan penerbangan (delay) 25 jam dari maskapai tersebut. Delay terjadi sejak Ahad hingga Senin pagi tadi.
“Kami akan minta Lion Air menjelaskan penyebab delay,” kata Direktur Jenderal Hubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, saat dihubungi Senin, 1 Agustus 2016. Dia mengatakan Kementerian Perhubungan akan menginvestigasi penyebab delay Lion Air.
Menurut Suprasetyo, soal sanksi untuk maskapai, Kementerian Perhubungan memiliki mekanisme dengan mengeluarkan surat teguran satu hingga teguran tiga. Dia mengaku tidak ingat sudah berapa kali Lion Air mendapat teguran. “Nanti saya cek. Saya tak pegang datanya,” katanya.
Juru bicara Lion Air, Andi Saladin, mengatakan penerbangan yang mengalami delay panjang di antaranya pesawat JT 650 rute Cengkareng-Lombok, JT 630 Cengkareng-Bengkulu, JT 590 Cengkareng-Surabaya, JT 582 Cengkareng-Surabaya, dan pesawat JT 526 Cengkareng-Banjarmasin.
Penyebab delay, kata Andi, disebabkan karena sejumlah faktor internal dan eksternal. Faktor internal soal masalah operasional, yakni Lion Air harus mengganti kru penerbangan. Sedangkan masalah eksternalnya, soal notem layang-layang dan bandara tujuan yang operasionalnya terbatas pada malam hari.
Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta Suriawan Wakan mengakui delay menyebabkan ratusan penumpang Lion Air marah. "Sempat ramai sejak Minggu malam hingga Senin pagi. Tapi saat ini kondisi sudah kondusif," katanya.
BAGUS PRASETIYO