TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan tugas besar Sri Mulyani Indrawati ke depan seusai dilantik menjadi Menteri Keuangan adalah soal pengelolaan anggaran.
Menurut Lana, perlu terobosan dari sisi anggaran. “Saya kira tantangan besar ada di anggaran,” ujar Lana saat dihubungi pada Rabu, 27 Juli 2016.
Dilihat dari kinerja, pendapatan Indonesia pada semester I 2016 turun 5 persen. Meski begitu, ada peningkatan dari sisi belanja negara. Lana mengatakan hal itu bagus. Namun sayangnya ada efeknya. Efek tersebut adalah menimbulkan defisit Rp 230 triliun. Akibat defisit ini, anggaran yang tersisa Rp 77 triliun sampai akhir tahun anggaran. Padahal, pada 2016, defisit anggaran pada APBN-P ditargetkan Rp 293 triliun.
Dengan begitu, permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengelola anggaran saat ini dengan penerimaan yang turun. Sementara itu, pemerintah harus tetap bisa memastikan belanja dengan sisa anggaran Rp 77 triliun.
Lana mengatakan perlu ada terobosan dari sisi penerimaan. Tugas besarnya, tutur Lana, adalah membuat terobosan dari kesulitan anggaran yang mungkin tak mencapai target. “Bagaimana meminimalkan risiko yang ada,” katanya.
Menurut Lana, pemerintah tak perlu terlalu mengandalkan penerimaan pajak dari pengampunan pajak (tax amnesty). Tax amnesti, tutur dia, tak bisa menggenjot penerimaan. “Kalau kita bicara tax amnesty, rasanya absurd,” ucapnya.
Sri Mulyani kemarin dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro yang digeser ke posisi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Sri menduduki posisi menteri setelah enam tahun menjabat Managing Director Bank Dunia.
BAGUS PRASETIYO