TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG hari ini, Jumat, 22 Juli 2016, ditutup melemah 0,38 persen atau 19,72 poin ke level 5.197,25. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 5.179,62-5.215,53.
Tanda-tanda pelemahan IHSG sebelumnya telah terlihat saat pembukaan perdagangan, di mana IHSG perlahan turun di teritori negatif dengan penurunan 0,03 persen atau 1,80 poin ke level 5.215,17.
Di antara indeks sektoral yang diperdagangkan dalam bursa, hanya sektor pertambangan yang mengalami kenaikan, meski tipis 0,3 persen atau 3,30 poin, ke level 1.180,24. Sedangkan sektor yang paling banyak mengalami koreksi di antaranya keuangan (-0,92 persen), basic industry (-0,82 persen), dan consumer (-0.28 persen).
Adapun asing melakukan net sell sebanyak Rp 230,82 miliar dan yang paling banyak dibeli adalah WSKT, GGRM, JSMR, SMRA, AKRA. Dan yang paling banyak dijual: PGAS, BMRI, BBNI, UNVR, dan BBRI.
Menurut analis ekonomi dari Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, koreksi yang terjadi pada hari ini tak lepas dari adanya aksi ambil untung pelaku pasar. Terlebih indeks telah mengalami kenaikan sejak 24 Juli lalu sejak diberlakukannya Undang-Undang Tax Amnesty. Selain itu, ekspektasi pasar harus tertunda saat Bank Indonesia menetapkan BI Rate masih di angka 6,5 persen.
"Sekarang pasar cenderung menanti realisasi dari tax amnesty. Kalau berhasil, indikatornya dari deklarasi, berapa dana yang dibawa (oleh wajib pajak repatriasi). Kalau berhasil, indeks akan rally ke atas," kata Hans Kwee saat dihubungi pada Jumat, 22 Juli 2016.
Meski menurun di zona merah, Hans meyakini banyak sentimen positif yang akan mendorong laju IHSG untuk kembali bullish, termasuk sentimen global dari Jepang, yang memperkirakan akan menambah dana untuk stimulus ekonomi hingga 20 triliun yen dan Brexit, yang justru berdampak positif bagi emerging market, termasuk Indonesia.
"Kemudian Amerika, setelah terjadi Brexit, ada kemungkinan akan menahan suku bunga untuk tidak naik sampai akhir tahun ini karena itu dananya akan masuk ke emerging market dan akan menambah stimulus," ucapnya.
Mengawali pekan depan, Hans memperkirakan IHSG akan bergerak konsolidasi cenderung tertekan. Hans memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.150-5.200 dan resistan 5.300.
"Kami pikir akan tertekan dulu. Kalau realisasi tax amnesty bagus, bisa mendorong laju IHSG, dampaknya akan panjang, mungkin akan terlihat nanti setelah Agustus-September karena sekarang di awal-awal wajib pajak cenderung berpikir untuk deklarasi," tuturnya.
DESTRIANITA