TEMPO.CO, Jambi - Presiden Joko Widodo mengkritik pengembangan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng yang lamban. Jokowi membandingkan dengan pembangunan dan perluasan Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi.
"Lihat keterlambatan di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta), mulai runway terlambat dibangun, terminal terlambat diperluas. Mau terbang lelet, turun pun juga (menunggu antrean pesawat)," ujar Presiden Jokowi seperti dikutip keterangan pers Istana Kepresidenan, Kamis, 21 Juli 2016.
Jokowi meminta pengembangan Bandar Udara Sultan Thaha tak boleh meniru situasi di Bandara Soekarno-Hatta. Menurut Jokowi, perluasan bandara harus rutin dilakukan dan dirancang secara cermat, mengingat jumlah penumpang terus bertambah.
Jokowi juga meminta pengembangan bandara perintis seperti Muara Bungo dan Kerinci dipercepat. "Pertumbuhan penumpang itu sudah mencapai 27 persen. Jangan sampai penumpang luber, baru bikin (perluasan). Terlambat," katanya. Dia juga meminta bandara tersebut terhubung dengan moda transportasi lain, seperti light rapid transit, bus, maupun kereta api.
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa keterlambatan pembangunan bukanlah hal yang bisa ditoleransi. Sebab, semakin lambat sebuah pembangunan dilakukan, semakin tertinggal Indonesia dibanding negara lain. "Itu yang saya enggak mau."
ISTMAN M.P.