TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi suku bunga kredit perbankan akan terus menurun secara bertahap. Hal ini menyusul pelonggaran sejumlah kebijakan makro prudensial BI, di antaranya suku bunga acuan (BI Rate) yang kini berada di level 6,50 persen.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, menuturkan transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga menunjukkan perkembangan yang semakin baik.
Juda mengatakan hingga Juni, suku bunga deposito sudah turun akumulasi sebesar 80 basis poin (ytd) atau sekitar 80 persen. Sedangkan, suku kredit sampai Juni turun 45 basis poin (ytd) atau hampir 50 persen.
"Passtrough suku bunga kredit masih rendah, saya kira ke depan akan terus turun," ujar Juda di Kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Kamis, 21 Juli 2016.
Menurut Juda, perbankan saat ini masih dalam proses justifikasi menyesuaikan penurunan BI Rate. "Memang gitu perilaku tahun-tahun lalu seperti itu. Kalau BI Rate turun, suku bunga deposito akan turun lebih cepat dulu baru suku bunga kredit," katanya.
Transmisi melalui jalur kredit belum optimal, yang kemudian dilihat dari pertumbuhan kredit yang masih terbatas meskipun sedikit meningkat pada Mei lalu. Pertumbuhan kredit pada Mei tercatat sebesar 8,3 persen (yoy) atau meningkat dari sebelumnya 8,0 persen (yoy) pada April.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei tercatat sebesar 6,5 persen (yoy) atau naik dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy).
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 22,2 persen, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) berada di kisaran 3,1 persen (gross) atau 1,5 persen (nett).
GHOIDA RAHMAH